Langsung ke konten utama

Essai Provokasi Perang Di Balik Propaganda Yang Dilakukan Korea Utara Terhadap Korea Selatan



PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Setelah merdeka, Korea Utara yang di duduki oleh Uni Soviet menolak untuk ikut dalam pemilihan umum yang diawasi oleh PBB pada tahun 1948, yang mengarah pada pembentukan dua pemerintahan Korea yang terpisah oleh Zone Demiliterisasi[1]. Terciptanya Korea utara dengan sistem pemerintahan Komunis yang di adaptasi dari Uni Soviet dan Korea Selatan dengan sistem pemerintahan Demokrasi Kapitalisme membuat ke dua kubu ini sama-sama ingin mengklaim seluruh daerah semenanjung Korea yang akhirnya berujung pada Perang Korea 25 Juni 1950 dan berakhir dengan genjatan senjata yang berlangsung pada 27 Juli 1953.
Setelah perang berakhir baik Korea utara dan Korea Selatan sama-sama mengalami masa yang sulit. Korea Selatan berhasil melewati masa sulitnya dengan pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat. Sementara itu Korea Utara sendiri masih jauh tertinggal dalam hal peningkatan ekonomi, hal ini di sebabkan pihak Korea Utara di bawah kepemimpinan Kim Il Sung yang sampai sekarang di teruskan oleh cucunya Kim Jong Un, lebih menitik beratkan pada kemajuan militer negara guna menghadapi kemungkinan kecaman.
Seiring dengan berjalannya waktu dan paham sistem pemerintahan yang berbeda membuat kedua negara tersebut semakin susah untuk kembali bersatu karena mereka sama-sama ingin menyatukan seluruh wilayah Semenanjung Korea dibawah pemerintahan mereka. Hal ini menjadi menarik untuk di observasi karena baik korea utara maupun selatan sampai sekarang belum secara terang-terangan berperang melainkan menggunakan propaganda untuk menyerang satu sama lain.
1.2  Rumusan Masalah
·         Model Propaganda seperti apa yang di luncurkan Korea Utara terhadap Korea Selatan, serta media apa yang di gunakan dalam propaganda tersebut?
1.3  Tujuan
Untuk mengetahui Model Propaganda yang di luncurkan Korea Utara terhadap Korea Selatan, serta media yang di gunakan dalam propaganda melawan Korea Selatan.

PEMBAHASAN
2.1 Model Propaganda seperti apa yang di luncurkan Korea Utara terhadap Korea Selatan, serta media apa yang di gunakan dalam propaganda tersebut
            Sejak terbelahnya Korea menjadi dua, hubungan antara ke dua negara tersebut tidak pernah bisa berjalan beriringan. Korea Utara yang berdiri dengan paham Komunis yang di adaptasi dari Uni Soviet selalu saja bertentangan dengan Korea Selatan. Genjatan senjata yang mereka lakukan hanya bersifat formalitas dan pada kenyataannya secara teknis mereka masih berperang satu sama lain. Dengan adanya intervensi dari pihak ketiga, reunifikasi Korea sebagai tujuan dan harapan rakyat Korea tentunya masih harus menempuh jalan yang cukup jauh. Keberadaan Amerika Serikat sebagai sekutu Korea Selatan selalu menjelek-jelekkan Korea Utara di mata dunia dengan mengatakan bahwa Korea Utara merupakan “Poros Kejahatan” dan “Sarang Teroris” karena sering menyebarkan teror dan penyusupan di wilayah Korea Selatan. Di lain pihak Korea Utara terus berusaha untuk menjaga hubungan baik dengan negara sekutunya namun kejatuhan komunisme di Eropa Timur pada tahun 1989 dan terpecahnya Uni Soviet pada tahun 1991 berdampak pada pengurangan bantuan dari Rusia.
Setelah aksi genjatan senjata pada 1953, Pada penghujung tahun 1990-an, Korea Selatan di bawah kepemimpinan Kim Dae Jung dan Korea Utara yang dipimpin Kim Jong Il mulai bergandengan tangan untuk pertama kalinya di depan umum dengan mengusung Kebijakan Matahari Bersinar[2]. Berbagai upaya perdamaian telah dilakukan, meski begitu tetap saja intensitas kemungkinan terjadinya konflik masih tinggi di Semenanjung Korea. Hal ini dikarenakan rasa ketidakpercayaan dan kebencian di masing-masing pihak. Guna mengantisipasinya, kedua negara tersebut meningkatkan kesiapsiagaan militer mereka. Seperti yang dilakukan Korea Selatan yang menggelar latihan anti kapal selam bersama sekutunya Amerika Serikat yang mana latihan ini merupakan berimbas pada insiden di Laut Kuning pada akhir maret 2010. Dimana kapal perang Korea Selatan Cheonan yang sedang berpatroli di sekitar Laut Kuning ditembak oleh kapal selam Korea Utara sehingga menewaskan 46 pelaut tetapi pihak Korea Utara menyangkal tudingan itu dengan dalih belum ada bukti yang menyatakan bahwa mereka pelakunya. Hal ini membuat keadaan semakin memanas di antara kedua kubu.
Seiring dengan semakin memanasnya konflik yang terjadi antara Korea Utara dan Korea Selatan, sebuah pesan yang di sampaikan oleh Korea utara melalui KNCA, Rabu 27 Maret 2013, mengumumkan bahwa peperangan kapanpun bisa meledak di semenanjung Korea dan Pyongyang juga sudah memutuskan hubungan komunikasi dengan militer Seoul. Langkah yang di ambil Pyongyang ini merupakan reaksi keras terhadap sanksi PBB terkait uji coba ledakan nuklir yang mereka lakukan.   
Baru-baru ini Korea Utara kembali merilis sebuah video propaganda yang di beri judul “A Short, Three-Day War”, Video ini berisi ilustrasi peperarangan melawan Korea Selatan serta penyandraan ribuan warga Amerika Serikat, dalam video berdurasi empat menit itu dibuka dengan menampilkan artileri dan serangan roket yang diikuti latihan perang militer Korea Utara. Sebelumnya pemerintah Korea Utara juga pernah mengunggah sebuah video propaganda lain lewat situs yang sama, Uriminzokkiri. Pada Februari lalu, Korea Utara merilis sebuah video propaganda yang menggambarkan Presiden AS Barack Obama terpanggang oleh kobaran api dan video lain juga menggambarkan kota New York yang hancur karena senjata Nuklir. Sebelum ini juga sudah ada beberapa propaganda yang dilakukan oleh Korea Utara melalu beberapa model, contohnya :
·         Propaganda Sapi Gila, yang di lakukan Korea Utara dengan mengatakan banyak di temukannya sapi gila di wilayah Korea Selatan.  Isu ini menjadi perhatian khusus di Korea Selatan pada bulan April lalu. “Perjuangan warga Korea Selatan untuk memerangi daging sapi impor yang di curigai merupakan sapi gila harus di tingkatkan. Seseorang akan terinfeksi penyakit sapi gila hanya dengan mengkomsumsi 0,001 gram dan pemerintah Korea Selatan justru memaksa warganya agar menyantap daging sapi impor itu,” demikian yang tercantum dalam situs pemerintah Korea Utara, Uriminzokkiri, Selasa (15/5/2012).
·         Penyerangan pulau Yeongpyeong yang dilakukan oleh pihak Korea Utara pada tahun 2010 lalu menewaskan 2 orang warga sipil dan 2 orang anggota militer. Ini sebagai bentuk propanganda korea utara yang mengecam keras latihan militer bersama yang diikuti oleh Korea Selatan dan Amerika Serikat.
·         Penyebaran Propaganda melalui Pamflet yang di sebarluaskan Korea Utara yang berisi kritikan kepada presiden Korea Selatan Lee Myun Bak dan plot rencana serangan yang dimaksudkan untuk menghancurkan patung pendiri Korea Utara.
·         Dan yang terakhir berupa video propaganda yang di buat Korea utara dan di rilis pada situs resmi pemerintahan Pyongyang.
·         Propaganda pelepasan ribuan balon yang mengarah ke korea selatan
Sebenarnya masih ada banyak cara yang dilakukan pihak Korea utara dalam menyebarkan Propaganda-propaganda yang di maksudkan untuk menyulut kembali perang di Semenanjung Korea. Model propaganda yang dilakukan cukup beragam dengan memanfaatkan banyak media, seperti :
a.       Media Elektronik  : Televisi memalui kantor berita Korea Utara KCNA, Radio
b.      Media Cetak         : Surat Kabar dan pamflet
c.       Media Online        : Jejaring sosial Twitter dengan akun bernama “Uriminzok”, youtube
Keadaan di Semenanjung Korea saat ini sepertinya ingin kembali bernostalgia dengan perang yang pernah terjadi antara keduanya padahal jika dilihat hal ini justru akan membuka kembali luka lama di antara kedua korea tersebut. Sejak Resmi menarik diri secara sepihak dari genjatan senjata Korea Utara menjadi lebih agresif terhadap hal-hal yang menyangkut Korea Selatan dan membuat mereka menjadi cepat gusar, seperti pada kasus Pohon Natal dimana Korea Utara menganggap itu sebagai bentuk propaganda Korea Selatan yang bertujuan melumpuhkan doktrin atheis yang di anut rakyat Korea Utara.  
Jika dilihat dari situasi sekarang untuk mengatakan kalau kedua negara itu mempunyai kemungkinan untuk bersatu kembali nampaknya akan sangat susah dilihat dari adanya provokasi perang di balik serangan propaganda yang dilakukan oleh masing-masing pihak juga pemberitaan media yang seakan memframing profil Korea Utara sebagai negara komunis diktator yang kolot membuat dunia berspekulasi bahwa cepat atau lambat perang antar kedua negara tersebut akan benar-benar terulang.

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari apa yang telah di jabarkan diatas dapat di ambil kesimpulan bahwa pihak Korea Utara sangat genjar meluncurkan berbagai macam bentuk propaganda ke Korea Selatan dengan berbagai macam model propaganda dan memanfaatkan media seperti  Twitter, Pamflet maupun siaran berita untuk memprovokasi terjadinya perang di antara kedua negara.
3.2 Saran
Dilihat dari segi kemanusiaan yang ada akan lebih baik jika kedua belah pihak dalam hal ini Korea Utara dan Korea Selatan menghentikan penyerangan satu sama lain dalam bentuk propaganda dan mulai memfokuskan pada usaha untuk menyatukan kembali seluruh wilayah di Semenanjung Korea dengan mengalihkan fungsi media yang mereka gunakan sebagai alat propaganda menjadi alat pemersatu bangsa di bawah satu pemerintahan baru yang terwujud dari gabungan sistem pemerintahan utara dan selatan.



[1] Korea Utara dan Korea Selatan
[2] Kebijakan Matahari Bersinar (Sunshine Policy) yaitu Korea Selatan memberikan bantuan dan usaha kerjasama ekonomi yang signifikan serta kedua pemerintahan bekerjasama dalam mengupayakan pertemuan anggota keluarga yang terpisah dan pariwisata terbatas di situs Korea Utara.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah Perkembangan Public Relations di Indonesia dan di Dunia (Dasar Public Relation)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini Public Relations telah mengalami perkembangan yang sangat cepat da siginifikan baik di Indonesia sendiri maupun di negara-negara lain di dunia. Sejarah Perkembangan Public Relations sendiri sejalan dengan perkembangan manusia, artinya sejak manusia ada, manusia butuh berkomunikasi untuk saling memahami satu sama lain dan sejak itu pula Public Relation ada. Proses perkembangan Public Relations sendiri tidak selalu sama antara negara yang satu dengan negara lainnya karena proses sejarah perkembangan Public Relations itu sendiri tergantung pada situasi kondisi masyarakat yang cukup kompleks dan selalu berubah-ubah disetiap generasi. Di masa mendatang Public Relations diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang pesat dan sangat luar biasa. Sejarah perkembangan Public Relations juga terkait dengan keberadaan manusia sebagai unsur-unsur pemberi informasi yang akan mengembangakan Puclic Relatio

Review Film "Ghost" Drama Korea

Profile Drama: Phantom / Ghost (literal titles) / 유령 Director: Kim Hyeong-Sik Writer: Kim Eun-Hee Network: SBS Episodes: 20 Release Date: May 30, 2012 - August 9, 2012 Runtime: Wednesday & Thursday 21:55 Language: Korean Country: South Korea Plot Kim Woo-Hyun ( So Ji-Sub ) is the only son of a high ranking police officer. Woo-Hyun entered the police academy ranked first and graduated from the academy ranked first. As a detective, he then joins the cyber investigation department. Woo-Hyun then works to reveal the secrets of those that hide within the cyber world. .... Kim Woo-Hyun leads the cyber investigation team and works to take down an illegal international gambling website. South Korea, Hong Kong and China all cooperate to arrest those involved with the website at the same time. When Kim Woo-Hyun and his team raid the location of the site, the data is destroyed by a program set up by Hades. Nevertheless, Kim Woo-Hyun and his team uses a traceroute to locate

Government Relations (Hubungan Eksternal Public Relation Dengan Pemerintah)

BAB I PENDAHULUAN 1.1  Latar belakang   Dalam suatu  institusi atau perusahaan komunikasi sangat penting sebagai sarana dalam menjalin hubungan dengan pihak intern maupun ekstern. berhasil ataa gagalnya suatu institusi / perusahaan sangat tergantung pada bagaimana cara membina hubungan yang baik dengan sesama rekan kerja dan pihak luar yang terkait dalam proses perkembangan institusi ataupun perusahaan tersebut sehingga tercipta citra yang baik dimata pihak intern dan ekstern perusahaan. Dalam hal ini peran public relations sebagaimana pengertiannya menurut J.C. Seidel, “ Public Relation adalah proses kontinu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh itikad baik dan pengertian dari pelanggan, pegawai, dan publik yang lebih luas: ke dalam mengadakan analisis, ke luar–memberikan pernyataan-pernyataan .” Sangat diperlukan dalam meningkatkan profesionalisme dan produktifitas kerja agar dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap perusahaan. Oleh karena itu diperlukan penge