Aika -Start from broken heart
Sebentar
lagi suasana kota ini akan tergantikan, aku akan pergi meninggalkan semuanya,
kota ini, sekolahku, sahabat-sahabatku, bunga sakura di musim semi, dan Daichi…
Aku
tidak sanggup mengatakan hal ini padanya dan saat aku
sudah tidak lagi disampingnya cewek-cewek centil itu pasti akan langsung menggoda Daichi. Huft, kalau ini
bukan karena papa harus mengadakan penelitian sampai ke Mesir ini semua tidak
akan terjadi dan aku tidak harus pindah.
Bagaimana pun caranya hari-hari
terakhirku di sekolah harus berjalan dengan bahagia tidak boleh ada air mata
yang keluar, festival musim panas kali ini harus menjadi kenangan terindahku
yang terakhir di kota ini. Seperti
biasa saat festival musim panas sekolah
mengadakan berbagai macam kegiatan mulai dari lomba olah raga sampai lomba-lomba
yang tidak kalah serunya.
Dari jendela kelasku yang berada di
lantai dua, aku bisa melihat kerumunan para siswa yang sedang asyik menikmati
festival sekolah, hari ini Daichi ikut pertandingan sepak bola antar kelas dan
tentu saja lapangan sekolah sekarang sudah penuh dengan gerombolan cewek-cewek
penggemar cowok cakep. Ren,
Daichi, kazuhara, izumi, minami, mereka semua terbilang cowok-cowok popular
seentero sekolah bukan hanya karena ketampanan tapi juga karena prestasi dan
otak mereka yang brilian.
Aku adalah salah satu cewek yang
paling beruntung di dunia karena bisa memiliki Daichi, aku sangat mencintainya
lebih dari apapun, saking sayangnya aku sampai tidak berani mengatakan tentang
rencana kepindahanku padanya.
Daichi,
gemonnasai!
Besok
hari terakhirku disekolah dan malamnya aku akan berangkat ke Indonesia , jadi bisa dibilang ini
hari terakhir Daichi mengantarku pulang. Biasanya kami berdua mampir dulu ke
café tempat kami biasa menghabiskan waktu berdua.
Seperti biasa Daichi selalu
menungguku di bangku panjang dekat lapangan olahraga, aku menghampirinya dengan
sangat hati-hati begitu sampai di depannya ternyata Daichi tertidur pulas,
wajahnya terlihat polos sekali, seperti anak kecil yang tidak berdosa sungguh
sangat manis…
Aku
menatap wajahnya terus dan terus rasanya dalam hati aku selalu berkata aku
tidak ingin pergi meninggalkannya, hanya dengan melihat wajahnya seperti
sekarang ini jantungku berdebar-debar, aku ingin selalu disampingnya…
Tiba-tiba
saja kedua tangan Daichi merangkulku, membuat wajahku sangat dekat dengannya,
jantungku semakin berdebar kencang saat Daichi menatapku
“kenapa memandangiku seperti itu? Apa aku
terlihat sangat tampan saat sedang tidur?” ujar Daichi menggodaku
“aku hanya berfikir ternyata kamu terlihat
lebih manis saat sedang tidur” jawabku sambil tersipu malu, itulah aku saat
bersama Daichi semua kata-kata seperti itu langsung terucap begitu saja
meskipun setelah mengatakan hal seperti itu wajahku bisa memerah seperti udang
rebus
“Then why don’t you give me a kiss”
lalu Daichi mendekatkan wajahnya, sangat dekat hingga bibir kami saling
bersentuhan, when you kiss someone you love it taste feel so good :)
Meskipun sudah pacaran lama tapi tetap
saja aku selalu berdebar-debar tiap kali dekat dengan Daichi seperti orang yang
baru jadian saja. Tapi itulah aku, karena bagiku Daichi cinta pertama dan terakhir untukku. Jalan bergandengan tangan seperti ini, melihat
punggungnya yang lebar, saat-saat seperti ini apa bisa terulang lagi? Rasanya
aku benar-benar tidak ingin pindah dan meninggalkannya disini.
Hari sudah gelap tapi aku tidak ingin cepat sampai
kerumah karena besok saat seperti ini sudah tidak ada lagi, aku berhenti
sejenak, menatap sosok Daichi, entah kenapa aku merasa akan berada di tempat
yang sangat jauh seorang diri.
“Aika,
are you okey? Why you stop?” Tanya Daichi sembari menghampiriku
“Daichi, aku tidak ingin cepat sampai rumah,
aku ingin bersamamu lebih lama lagi” aku merunduk mencoba menyembunyikan raut
wajah sedihku darinya.
Daichi
langsung memelukku dengan erat, dia membelai rambutku dengan sangat pelan,
berada di pelukannya terasa sangat nyaman ─ aku bisa mencium bau aroma tubuh
Daichi
“dasar bodoh!”
“maaf, tapi aku ingin seperti ini untuk
beberapa menit lagi…aku ingin meyakinkan diriku kalau selama ini aku tidak
bermimpi…kalau selama ini aku selalu besama orang yang aku cintai…”
Setelah mengantarku pulang Daichi langsung
pamit dan aku langsung masuk kedalam kamarku tanpa memperdulikan Papa yang
sibuk packing, aku langsung mengunci pintu kamarku, melepaskan seragamku dan mulai membasahi tubuhku dengan air yang keluar dari
shower. Pikiranku kacau, aku terus saja memikirkan Daichi, aku tidak ingin
meninggalkannya walau hanya sedetik, apa yang harus aku lakukan agar papa tidak
memaksaku pindah ke Indonesia?
“AIKA…!”
aku langsung terperenjat kaget begitu keluar dari kamar mandi sahabat-sahabatku
menyerukan namaku dengan lantang
“kalian apa yang kalian lakukan disini?
Membuatku kaget saja” ujarku
“kami semua ingin mengadakan pesta
perpisahan untukmu…meskipun sejujurnya tidak ada satu pun dari kami yang
menginginkan kamu pergi” jawab Michi
“uhmf…kalian memang teman baikku” aku
terharu sekali, malam-malam seperti ini mereka semua rela datang hanya untuk
mengadakan pesta kecil
Michi,
Mitsuru, Naoki, Yoshi, Kaede, Atsuhi, Hajime, Hiroshi, Izanagi, kalian semua
dalah sahabatku yang sangat aku sayangi, terima kasih telah menjadi sahabatku
selama ini
Malam ini berlalu dengan sangat
menyenangkan, aku tidak akan melupakan kebersamaan bersama mereka semua, aku
menatap semua sahabatku satu persatu, aku bersyukur selama ini aku di
kelilingin orang-orang seperti mereka…
Terima
kasih…!
☺☻☺
Hari ini aku akan brangkat ke Indonesia
tapi sejak pagi tadi aku sama sekali tidak melihat Daichi, dia seperti
menghilang begitu saja, aku tidak bisa menemuknnya dimanapun, padahal aku
sangat ingin bertemu dengannya sekali saja sebelum aku pergi, aku ingin
memintanya untuk menunggu hingga aku kembali
Daichi,
where are you?
Suasana ramai di airport membuatku
terus berpikir apa
aku bisa pergi begitu saja tanpa bertemu atau mengatakan sesuatu pada Daichi?
Aku tidak bisa pergi dari Daichi seperti ini, hatiku pasti akn terasa sangat sakit…
Tidak,
aku tidak bisa melakukan itu
Daichi
adalah segalanya untukku, aku tidak bisa pergi begitu saja, aku harus bertemu
dengannya dan memintanya untuk menungguku. Perlahan
aku mulai berjalan mundurberbalik dan meninggalkan Papa secepat yang aku bisa
“Maaf, Pa!
tapi Aika harus menyeleseikan sesuatu papa berangkat duluan besok Aika
menyusul” aku langsung kabur secepat kilat dan papa tidak bisa berbuat apa-apa
Aku berlari dan terus berlari
menembus kerumunan orang-orang yang ada di pikiranku saat ini hanyalah Daichi,
aku ingin bertemu dengannya, tidak perduli apa yang akan terjadi nanti.
Setibanya di depan rumah Daichi, aku berhenti sejenak mencoba mengatur nafasku,
Daichi terkejut melihatku berdiri di depan gerbang rumahnya ─ aku langsung
berlari dan memelukknya dengan erat
“Aika, apa yang kamu lakukan? Kenapa
malam-malam begini kamu kesini?”
“aku…tiba-tiba aku…aku ingin bertemu denganmu seharian ini aku tidak bisa bertemu denganmu
jadi aku…” aku masih memeluknya dengan sangat erat
“maaf, hari ini aku sibuk sekali sampai
lupa memberi kabar”
Daichi membawaku ke taman yang ada
di dekat rumah, disana sangat sepi hanya cahaya lampu neon yang menerangi
taman, aku duduk diayunan, sambil menatap kebawah, aku tidak berani lagi
menatapnya
“hari ini aku pasti sudah membuatmu sangat
cemas, maafkan aku!” ujar Daichi
“Daichi, aku…sempat merasa takut kalau
seandainya aku tidak bisa bertemu denganmu lagi…itu sebabnya aku berlari dan
terus berlari…aku terus memikirkanmu…aku takut kehilanganmu” airmataku sudah
mengalir tiba-tiba saja Daichi menyodorkan kalung dengan liontin berbentuk
kristal salju
“ini sebagai bukti rasa cintaku
untukmu…maaf, kalau aku selalu membuatmu khawatir tapi satu hal yang harus kamu
ketahui aku selalu mencintaimu lebih dari rasa cintamu kepadaku” setelah
mengalungkan kalung itu di leherku Daichi langsung memelukku dengan erat. Saat dia melepaskan pelukannya aku bisa melihat
wajahnya yang tersipu malu sama seperti aku, wajah Daichi terlihat sangat
menggemaskan saat itu.
“Daichi, I love you” Daichi mengusap air
mata yang mengalir dipipiku, dia tersenyum hangat kemudian menciumku dengan
lembut
“I love you too”
Benar
aku dan Daichi, kami berdua sama-sama saling mencintai tidak akan ada yang
memisahkan kami meskipun jarak yang terbentang diantara kami sangat jauh tapi
aku percaya pada Daichi, aku percaya pada kekuatan cinta kami. Besok sebelum berangkat aku akan mengatakan semua yang
tidak bisa aku katakan hari ini, aku berjanji akan menjaga kalung ini seperti
aku menjaga cinta Daichi.
Semua
tidak seperti harapanku, aku pikir sahabat-sahabatku akan senang jika melihatku
sekali lagi tapi ternyata mereka malah terlihat sedih saat aku datang ke
festival sekolah, mereka terlihat sedih dan marah tapi tidak satupun dari
mereka yang mau mengatakan penyebabnya dan yang lebih menyebalkan tidak satupun
dari mereka yang mau mengatakan dimana Daichi
“Naoki,
just tell me where is he? Pesawatku sebentar lagi akan berangkat aku tidak
punya banyak waktu lagi” pintaku memelas padanya
“lebih baik kamu tidak bertemu dengannya”
jawaban yang singkat dan sama seperti yang lain, sebenarnya ada apa dengan
mereka semua?
“baik, jika tidak ada dari kalian yang mau
memberitahuku” aku langsung keluar dari ruang kelas dan berjalan menuju atap
sekolah tempat biasanya Daichi menyendiri
Tidak
mengherankan kenapa Daichi suka menyendiri disini, karena tempat ini sangat
terbuka, sangat tinggi, dan sunyi jauh dari keramaian, aku baru saja mau
menikmati pemandangan dari sini sampai aku mendengar suara seorang gadis yang
memanggil mesra Daichi
Perlahan aku mengikuti suara itu
sampai kebalik tumpukan matras dan betapa kecewanya aku saat melihat Daichi
sedang bermesraan dengan Reiko, hatiku hancur tercabik-cabik, bagaimana bisa
ini semua terjadi…
“Daichi” ujarku pelan, Daichi yang kaget
melihatku langsung melepaskan Reiko dan menghampiriku
“Apa arti semua
ini? Kenapa kamu?”
tanyaku tanpa melepaskan pandanganku dari mereka berdua
“Sudah
jelaskan kamu itu hanya mainan untuk Daichi…kamu pikir selama ini siapa yang
memuaskannya.” jawab
Reiko sambil bergelayutan manja
“Jadi
semua yang kamu ucapin ke aku selama ini bohong…”
“Itu semua
benar, aku mencintaimu itu benar…hanya saja…” Daichi berhenti, dia terlihat
sedang berfikir keras
“Tadinya aku pikir kamu
berbeda tapi ternyata aku salah” aku tidak percaya Daichi bisa sepicik ini
“Aika, dengarkan aku dulu!” Daichi
mendekat dan langsung memelukku, seperti inikah rasanya dikhianati, ternyata
sangat menyakitkan
“aku…padahal hari ini…aku ingin bertemu
denganmu dan mengatakan tolong tunggu aku…tunggu aku sampai aku kembali…aku
ingin mengatakan kalau aku mencintaimu…tapi sekarang sepertinya itu sudah tidak
ada artinya lagi” aku mendorong tubuh Daichi dan langsung berlari
meninggalkannya
Airmataku
terus mengalir, rasa sakit dihatiku sungguh sangat menyesakkan, bagaimana bisa
orang yang lembut seperti Daichi melakukan hal ini? Apa selama ini dia hanya
main-main denganku? Aku tidak bisa menerima semua ini
Mungkin sebaiknya aku menuruti kata
Papa untuk melanjutkan study di Indonesia dan meninggalkan semuanya, setidaknya
disana aku tidak harus bertemu dengan Daichi dan mengingat semua rasa sakit ini
Ya, aku
akan segera meninggalkan semuanya, aku akan memulai hidup baru di Indonesia, hidup yang lebih baik tanpa
perasaan Cinta, No more love again!
Meski aku mengatakan akan melupakan semuanya
dan memulai hidup baru di Indonesia tapi tetap saja sepanjang perjalan di
pesawat aku menangis, ternyata yang namanya Patah hati itu sungguh menyakitkan
aku sampai tidak berhenti menangis meskipun aku sendiri tidak ingin menangis
lagi.
Aku tidak bisa menemui Papa dengan
raut wajah seperti ini mungkin sebaiknya setibanya di Indonesia nanti aku menginap di
Hotel dulu untuk beberapa hari sampai suasana hatiku membaik
☺☻☺
“Hallo,
papa! Maaf aku tidak bisa langsung datang kerumah teman Papa mungkin besok
malam aku baru bisa datang kesana” ujarku saat di telpon
“Are you
okey, honey?” Papa terdengar sangat mengkhawatirkan aku
“ya I’m
okey, malam ini aku menginap dihotel dan besok langsung masuk kesekolah baru
yang papa pilihkan jadi sampai ketemu besok malam” aku langsung menutup telpon
Jalan-jalan disini sangat ramai dan
penuh dengan orang-orang yang berjualan, tempat ini bisa disebut shibuya kecil,
orang-orang disekitarku terlihat sangat bahagia mungkin hanya aku satu-satunya
orang disini yang hatinya hancur lebur, Why it happen to me?
Ternyata
bukan hanya di Jepang
kejadian seperti ini terjadi aku kira orang Indonesia tidak akan berani melakukan
hal seperti itu di tempat seperti ini tapi ternyata I
was wrong, tapi cowok itu tidak terlihat seperti orang Indonesia, he’s pretty
cool like asian boy’s.
Tanpa sengaja aku melihatnya tapi
sepertinya dia juga melihatku, apa yang aku lakukan disini memandangi dua orang
yang saling berciuman mesra. Aika, bodoh kamu!
Karena
merasa tidak enak aku langsung pergi, aku tidak ingin cowok itu berfikir yang
tidak-tidak tentangku atau malah mengikutiku lagi….
Setelah membeli seragam dan keperluan sekolah
lainnya aku langsung kembali ke Hotel, tidak kusangka aku malah berpapasan
dengan cowok yang tadi aku lihat, lagi-lagi mereka berciuman kali ini didepan
kamar, beberapa saat kemudian cewek yang berciuman dengan cowok itu masuk
kekamarnya. Sekarang hanya tinggal aku dan cowok itu yang ada di koridor hotel
ini, cowok itu berjalan kearahku tanpa melepaskan pandangan matanya terhadapku
Pandangan matanya sungguh sangat tajam dan
menakutkan disamping itu tatapan matanya membuatku terus ingin memandangnya,
tidak tahu kenapa aku seperti disihir untuk selalu menatapnya, dia melewatiku
begitu saja tapi aku yakin tadi aku sempat melihat dia tersenyum, Cowok itu
benar-benar menakutkan aku sampai menahan nafasku saat berpapasan dengannya
Aku langsung menjatuhkan diriku di atas tempat
tidur, rasanya sangat kesal melihat kejadian tadi, orang yang sedang patah hati
sepertiku melihat orang lain bermesraan sungguh membuatku merasa iri, sudahlah
lupakan saja yang harus aku fikirkan sekarang
adalah menata hidup yang baru dikota ini
Besok
akan jadi hari pertamaku masuk sekolah! Akan seperti apa aku disana? Apa aku
akan bertemu dengan orang-orang baik seperti sahabat-sahabatku di Jepang? Aku
mulai merindukan mereka, sahabat-sahabat terbaikku yang bahkan melindungiku
dari cowok brengsek itu.
Sudahlah aku tidak harus memikirkan
Daichi lagi, aku harus bisa melupakannya meskipun kenyataannya aku sangat
mencintai Daichi dan pasti butuh waktu yang lama untuk melupakannya.
☺☻☺
Quite
morning…
aku
berdiri di tengah-tengah dua gerbang sekolah yang berhadapan satu sama lain dan
sepertinya aku datang terlalu pagi, area disekitar sekolah ini masih sepi belum
ada satu orang pun yang aku temui. Udara pagi ini terasa
lumayan dingin, rasa kantuk mulai menyelimutiku dan kebetulan saja aku melihat
ada bangku di balik pohon besar di ujung sana, tanpa banyak berpikir lagi aku
langsung kesana
Duduk di
bawah pohon seperti ini di temani sejuknya udara pagi hari dan sinar mentari
yang hangat serasa berada di sekolah lamaku, setelah memasang earphone di kedua
telingku dan menyetelnya dengan volume full perlahan aku mulai tertidur. Aku
tersentak dan terbangun dari tidurku, sesaat aku berpikir seseorang menciumku
diam-diam saat aku tertidur tadi dan rasanya itu nyata bukan hanya mimpi
“eh,
susu coklat! Punya siapa? Tapi sepertinya ini sengaja di taruh disini” gumanku
pelan saat menyaut susu kotak yang bermerekkan ultramilk itu
Oh Damn!
Aku
langsung berlari secepat mungkin ketika melihat jam di hp-ku menunjukkan pukul
07.00 WIB, bagaimana bisa aku terlambat di hari
pertamaku masuk!
Tidak seperti yang aku bayangkan
sebelumnya gerbang sekolahku memang sudah terbuka lebar tapi baik didepan
gerbang sekolahku ataupun gerbang sekolah yang satunya sama-sama sepi, kemana
semua orang hari ini? Karena setahuku hari ini bukan tanggal merah atau pun
hari libur
Tiba-tiba
saja kepalaku di masukkan kedalam karung dari belakang dan ada seseorang yang
menggendongku, aku tidak bisa melihat apapun dan tidak bisa berbuat apapun
untuk meloloskan diri, aku hanya bisa meronta-ronta meminta untuk dilepaskan
Bruk…
Badanku
menyentuh lantai dengan cukup keras rasanya lumayan sakit, karung yang menutup
kepalaku dari tadi akhirnya dilepas juga dan hal pertama yang aku lihat adalah
wajah dua orang cowok bego yang tersenyum licik ke arahku dan di belakang
mereka ada beberapa cowok yng terlihat sama bodohnya dengan kedua cowok yang ada di
depanku
“gak sangka SMK Jaya punya murid secantik dia.” ujar cowok yang rambutnya di semir agak
kecoklatan
“iya, gue gak nyangka ada cewek secantik
dia disana.” sahut
cowok yang berdiri disampingnya
What the
hell is going on? Smk jaya? It’s must be some misunderstanding here and why it
happen to me in my first day at new school. Apa-apan mereka semua membawaku ke
tempat seperti ini dengn cara seperti itu, ini bisa di sebut penculikan.
“Bastard…jerk…how dare you guys do this to me? Let go of me!” ujarku dengan nada yang cukup tinggi dan mungkin membuat mereka cukup kaget
“hey, ada yang tau gak dia ngomong apa? Jer,
lo kan pinter pasti ngerti?” ujar cowok berambut coklat itu
“I said LET GO OF ME NOW!” teriakku
“hoam…!!! Kalian semua berisik” ujar seorang
cowok yang muncul dari balik altar, wajahnya terlihat
seperti orang yang baru bangun tidur, bajunya berentakan, dan telinga sebelah
kirinya ditindik.
Cowok itu berjalan mendekat ke arahku, dia membungkuk
hingga sejajar denganku lalu tersenyum manis seperti iblis dan aroma tubuhnya
seperti bunga yang baru mekar, dia menatapku dengan seksama seperti sedang
meneliti sesuatu dari raut wajahku.
“itu tangkapan
kita hari ini…cukup mengejutkan Smk jaya punya siswi secantik dia.” sahut si
cowok berambut coklat, sementar itu cowok yang dari tadi memperhatiknku dengan
seksama perlahan melepaskan ikatanku dan membantuku berdiri.
“jadi kalian berdua
yang nangkep dia?” tanya cowok itu, sorot matanya terlihat sangat menakutkan
sampai-sampai kedua cowok itu ketakutan, mereka berdua serempak menelan ludah
lalu mengangguk pelan.
“kalian
berdua gak berguna…sekarang hukuman apa yang pantas buat kalian berdua?” Tanya
cowok itu
“hukuman? Tapi kita berdua cuma ngelaksanain apa yang sudah kita sepakati.”
“stupid…dia bukan anak Smk jaya.” sahut cowok itu, sepertinya cowok itu punya
pengaruh besar disini karena dari tadi tidak ada yang berani membantahnya
“bukan! Darimana lo tau dia bukan anak Smk
jaya?” Tanya mereka bersamaan
“dia itu Ran Aika, murid baru pindahan dari
jepang” cowok itu menatapku lalu tersenyum manis ke arahku. “Sorry for involve you in this situation I am
Shinji, nice to meet you!” sahutnya lagi, refleks aku membalas senyumnya
meskipun sesungguhnya aku merasa ada sesuatu yang salah
disini.
“Nope, it’s no a big problem I’m just a little bit shock” jawabku sambil tersenyum manis ke arah
mereka semua
“jadi cewek ini murid pindahan di sekolah
kita” ujar mereka semua dengan wajah yang sedikit shock
What on earth going? Sekarang aku
mengerti kenapa mereka semua tadi pagi terlihat shock
begitu tahu aku ini murid baru di sekolah mereka, itu karena hanya aku
satu-satunya murid cewek di sekolah ini, that’s the weird things!
Apa
maksud Papa memasukkanku kesekolah yang isinya cowok semua? Apa dia benar-benar
ingin menghancurkan hidupku?
Sumpah
murid-murid sekolah ini sama sekali tidak pernah membiarkanku seorang diri
untuk waktu yang lama, dikelas, dikantin, dikoridor,
anywhere mereka selalu mengelilingiku, sebagai murid baru aku bisa memahami hal
ini tapi tidak pada bagian dimana aku satu-satunya cewek disini itu sama sekali enggak
mungkin pasti disini ada murid cewek hanya saja aku belum bertemu dengan mereka.
“Aika, maafin perbuatan kita tadi pagi
ya…abis kita kira elo
anak Smk Jaya” ujar Jerry, si cowok berambut coklat
“It’s okey, aku anggap itu sebagai pesta
penyambutan murid baru” jawabku singkat
“Thank’s ya…elo juga udah nyelamatin kita
dari hukumannya Shinji” sahut Piko
“It’s not a big deal…tapi ngomong-ngomong memang ada apa dengan Smk Jaya?” tanyaku penasaran,
Karena sejak tadi pagi murid-murid sekolah ini selalu mengucapkan kata Smk
Jaya, what’s wrong with that school?
“Dari dulu Smk Jaya sudah
jadi musuh bebuyutan sekolah kita dan elo sebagai murid baru harus hati-hati
dengan siswa Smk Jaya kalau gak elo bisa jadi target mereka nanti” jawab Jerry
dan Piko secara bergantian
“dan anak-anak Smk jaya itu nggak akan
segan-segan buat melukai cewek” timpal Momot
“okey I’ll remember that…Smk Jaya itu
sekolah yang tepat disamping sekolah
kita itu?”
“iyups, bener banget” jawab mereka semua
bersamaan
Tanpa
sengaja aku melihat seorang murid berjalan ke arah
lapangan basket, rambutnya panjang dan sepertinya tadi dia memakai rok, could
it be….
Aku
langsung berlari menyusul orang itu tapi setibanya di
pinggir lapangan aku tidak mendapati seorang pun disini, apa tadi aku salah
lihat ya…?
“What a beautiful girl…you are quite cute
you know” ujar seorang cowok yang tidak tahu nongol dari mana
“maaf aku ada urusan lain” pamitku sembari
berjalan meninggalkan cowok itu dan teman-temannya tapi rupanya dia tidak
menyerah begitu saja, Dia memelukku dari
belakang membuatku sedikit terkejut
“gue suka sama lo” ucapnya, aku heran
kenapa cowok gampang
banget ngomong suka ke cewek? Dasar womanizer…
“ouh”
“jadi kapan kita bisa ngeDate?” ujarnya
“sorry, you not my type…sekarang lepasin aku
kalau kamu nggak mau terluka”
“ouh…gue penasaran apa yang bisa dilakuin
sama makhluk secantik lo”
Perlahan
aku meraih tangannya yang melingkar dileherku dan langsung membantingnya
kelantai dengan mempraktekkan jurus Aikido yang aku pelajari sewaktu di jepang.
Buk…cowok
itu terbanting dengan cukup keras dan sedikit terkejut dengan apa yang baru dia
alami
“Aika, lo nggak apa-apa?” Tanya seorang
cewek yang tidak tahu muncul dari mana, dia sangat
cantik dan manis
“I’m okey, thank’s” jawabku singkat
“syukurlah” sahutnya sembari tersenyum
kepadaku lalu sesaat kemudian dia berbalik dan menatap cowok yang tadi aku
banting dengan tatapan yang sangat menyeramkan
“Radolf, gue udah ingetin lo ribuan kali
jangan buat Aika sebagai
target lo” ujarnya memarahi Radolf yang masih tersungkur dilantai
“kok lo marahin
gue sih? Gue ini disini korban tahu” protesnya, sembari bangkit dengan bantuan
teman-temannya
“lo pantes dapetin itu” timpal cewek cantik
itu, mereka semua terlihat akrab satu sama lain
“Aika, ayo kita pergi dari sini” cewek itu
langsung menyeretku pergi
I’m feeling better now, mengetahui ada murid
cewek selain aku disekolah ini sungguh suatu yang melegakan, aku pikir
selamanya aku akan jadi satu-satunya
murid cewek disini. Walaupun Cuma satu itu lebih baik dari pada tidak sama
sekali lagipula aku juga termaksud tipe orang yang susah bergaul dengan makhluk
yang namanya cewek meskipun aku sendiri cewek.
Waktu makan siang aku habiskan berdua dengan
Rey, cewek yang tadi menolongku dari sergapan Radolf, dia tipikal orang yang
gampang bergaul dengan siapan pun, pribadinya sangat menyenangkan dan aku juga
merasa nyaman bersamanya mungkin karena naluri seorang cewek kali ya…
Setelah
menerima telpon dari Papa, aku kembali asyik melanjutkan makan siangku bersama
Rey dan semangkuk bakso
“Rey, may I ask you something?”
“sure”
“why is everybody watching us? I’d feel weird”
tanyaku sembari melemparkan pandangan kesekelilingku
“mereka nggak ngeliatin kita…tapi ngeliatin
elo”
“aku?”
“SMA ini
semua muridnya cowok dan elo satu-satunya murid cewek yang ada di sekolah
ini…elo tuh kayak fatamorgana di tengah padang pasir”
“fatamorgana? Kamu terlalu berlebihan…Rey,
whats wrong with this school? You know all student here is boys and Smk Jaya?”
tanyaku
“ouh, dulu sekolah ini adalah sekolah khusus
cowok dan mulai tahun kemarin baru resmi jadi sekolah umum tapi Karena masyarakat yang tahu masih sedikit ya sampai sekarang masih jadi sekolah khusus cowok dan
soal smk jaya bukannya anak-anak udah cerita ke elo”
“iya sih, tapi aku
pikir gak semua anak Smk Jaya seperti yang kalian pikir…I have friend in there and he’s good buddy”
“I don’t have any interest to hear it”
sahutnya dengan wajah datar
Aku hanya bisa terdiam membisu
seperti patung saat Shinji yang tidak tahu nongol dari mana tiba-tiba menarik
tanganku yang sedang memegang sendok dan langsung menyuapkan ke mulutnya, bakso
bulat nan lezatku hilang :(
Shinji
tersenyum nakal ke arahku dan senyumnnya itu mengingatkanku pada Sesuatu,
rasanya seperti melihat shinigami (maalaikat pencabut nyawa) aku hanya bisa
terdiam ngeri mengingat kalau Shinji adalah cowok yang semalam berciuman dengan cewek yang berbeda di hotel tempat aku
menginap, kenapa aku baru sadar sekarang?
I smell
something wrong…
☺☻☺
I’m surprised, ternyata dia cowok yang aku
lihat semalam, Kenapa duniaku mendadak sesempit ini sih?
Berulang kali bertemu dengan cowok itu, kalau
boleh jujur aku benar-benar tidak ingin bertemu dengannya, tatapan matanya
membuatku merinding dan sepertinya aku harus berhati-hati dengan cowok itu, god
Damn!
Sekolah ini sungguh sekolah yang
sangat aneh sejak tadi pagi aku belum bertemu satu pun guru bahkan ruang guru
dan para staft masih kosong, sekolah macam apa ini? Aku bahkan belum tahu
dimana kelasku, menyebalkan sekali…
Sore ini
sepulang sekolah aku langsung pergi ke hotel untuk menyelesaikan administrasi
dan langsung check out meluncur ke rumah teman Papa, kira-kira seperti apa ya
rumah yang nanti akan aku tinggali dan semoga saja orang dirumah itu menyenangkan…
Perjalanan limabelas menit dari
hotel aku sampai didepan pintu gerbang sebuah rumah yang terlihat sangat megah,
Papa membawaku masuk disana sepasang suami istri sedang duduk diruang tamu dan
begitu kami masuk mereka langsung berhamburan ke arahku
“wah, jadi ini Aika…dia sangat cantik
mirip dengan tokoh wanita di dalam komik” ujar sang istri
“dia mirip sekali dengan ibunya, kau pasti
sangat bahagia punya anak secantik Aika” kini gantian sang suami
“Aika, kamu pasti lelah biar tante antar ke
kamarmu” wanita ini langsung membawaku ke kamar yang katanya di siapkan khusus
untukku
Waow…!
This is so great, kamar ini benar-benar sangat bagus, semuanya ditata dengan
teliti dan teratur, warna wallpapernya juga cerah
“kau suka dengan kamar ini Aika? Tante
sendiri yang menghiasnya begitu tau kau akan tinggal disini untuk waktu yang
cukup lama”
“Tante, it’s really nice…terima kasih
karena mengijinkanku untuk tinggal disini”
“ahk, kamu tidak perlu sungkan tante sangat
senang begitu tau akan ada anak perempuan yang tinggal disini karena tante
sendiri tidak punya anak perempuan untuk berbagi cerita” ujarnya sambil duduk
di atas meja belajar
“maksud tante?”
“anak tante semuanya cowok dan hidup
bersama dua orang anak cowok itu tidak begitu mengasyikkan” jawabnya
“oh iya,
tante sampai lupa anak kedua tante sekolah ditempat yang sama denganmu” pernyataan
ini baru mengejutkanku
“oh ya, mungkin aku sudah bertemu
dengannya tapi aku tidak mengenalinya…orang seperti apa anak kedua tante?”
“uhm…anak tante yang satu itu unpredictable
nanti juga kamu akan tahu seperti apa dia tapi sekarang dia belum pulang.”
Tante
Vine meninggalkanku untuk istirahat dan membenahi pakaian-pakaianku, setelah
puas bermalas-malasan dikamar baruku, aku memutuskan untuk menyegarkan tubuhku
dengan mandi (mandi satu hal yang bisa membuatku rilex kembali), kamar mandi
terletak di samping kamarku
Rasanya
segar sekali begitu air yang keluar dari shower jatuh membasahi tubuhku,
rasanya semua kejadian hari ini ikut menghilang tersapu air, setelah puas mandi
aku segera membalut tubuhku dengan handuk dan berdiri di depan cermin, memandangi
diriku sendiri
Saat ini aku sedang menatap diriku
sendiri di depan cermin dan tidak tahu kenapa airmataku keluar begitu saja,
meskipun aku sering mengatakan pada diriku sendiri kalau aku harus bisa
melupakan Daichi tapi hati dan fikiranku tidak ingin melupakannya
Kenapa
aku bisa secengeng ini? Tidak ada gunanya aku memikirkan dia dan sudah pasti
sekarang dia sedang asyik dengan Reiko
Kyaaaaaaaa………..!
Tiba-tiba
pintu kamar mandi terbuka dan seorang cowok masuk hanya dengan menggunakan
handuk refleks aku langsung teriak, cowok itu langsung membekap mulutku and
guess who is the person?
“what really surprising! Kita bertemu
lagi” ujarnya
“Shinji…kamu…apa yang kamu lakukan
disini? Jangan-jangan kamu…” aku tidak berani mengucapkan apa yang ada di
benakku karena kalau itu benar I am really in big trouble…
Setelah
berganti pakaian aku langsung turun keruang makan dan sialnya aku keluar dari
kamar pun aku harus melihat wajahnya di tambah harus sama-sama turun tangga
menuju ruang makan, sungguh menyebalkan harus makan satu meja dengan cowok yang
nyelonong masuk ke kamar mandi saat aku ada di dalam dan yang lebih menyebalkan
dia sama sekali tidak minta maaf. Shinji berdiri tepat di depan pintu kamarku
sepertinya dia sedang menungguku
“gue gak akan minta maaf sol kejadian tadi”
ujarnya
“ya I know…kali ini aku membiarkanmu karena
itu juga kesalahanku karena lupa mengunci pintu” jawabku sembari berjalan masuk
ke kamarku, tiba-tiba
saja Shinji menarik tanganku dan memojokkanku di tembok, there’s no way I can’t
run
“now what?” ujarku
“jadi menurut lo mengintip orang yang
sedang bermesraan itu tidak masalah sama sekali…or you want me to do it with
you?” Dia mendekatkan wajahnya sangat dekat dengan ekspresi seperti itu,
refleks aku langsung menutup mataku
“apa maksudmu? Kalau ini masalah semalam
lupakan saja…aku juga tidak akan mengatakan pada siapa pun karena itu bukan
urusanku, jadi lepaskan aku sekarang” sahutku memberanikn diriku
“so you wanna me believe what you say, such
moron!” Dia semakin mendekat dan mencium bibirku, untuk beberapa saat aku
merasakan ciumnnya dan tanpa sengaja bayangan Daichi muncul dibenakku, aku
langsung meronta mencoba melepaskan diriku
“stop that!” aku
menginjak kakinya dengan sekuat tenagaku sampai Dia mundur beberapa langkah
dariku.
“Aku benci…aku benci orang sepertimu…cowok
sepertimu tidak akan pernah mengerti.” tanpa
aku sadari air mataku mengalir tapi air mata ini bukan karena perbuatannya
melainkan karena aku mengingat Daichi, aku ingat saat dia menciumku itu sangat
menyakitkan hatiku
“a boy like me?”
“hiks…hiks…hiks…aku benci…benci…” tanpa
sadar aku mulai menangis di hadapannya, kenapa aku bisa sebodoh ini menangis di
hadapannya hanya Karena aku mengingat Dhaichi, aku benci diriku sendiri…
☺☻☺
Shinji terlihat panik saat Aika tiba-tiba saja
tidak sadarkan diri dalam pelukannya setelah Aika menangis di hadapannya, dia
langsung menggendong Aika masuk kedalam kamar lalu meletakkan gadis itu di
tempat tidur dan tidak lama kemudian ayah,
ibu dan Om Frico (papanya Aika) datang, kedua orang tua Shinji terlihat
khawatir dengan keadaan Aika tetapi Om Friko malah santai-santai saja dan
tersenyum manis ke arah anaknya yang sedang tidak sadarkan diri.
“Shinji, kamu sudah telpon dokter kan?”
Tanya papa
“iya ini Shinji baru mau telpon”
“cepetan telpon…dari tadi Aika belum sadar
mama khawatir takut terjadi sesuatu”
“kalian semua tidak perlu repot-repot
panggil dokter” sahut Frico
“tapi…”
“she’s fine…Aika hanya tertidur dan akan
bangun satu minggu lagi” ujarnya sembari mengelus-elus rambut anaknya yang
tertidur pulas bagaikan putri tidur
“apa maksud, Om ?”
“Aika mengidap suatu penyakit yang belum
ada obatnya sampai sekarang…sejak kecil umur 4th penyakit ini sudah
mengikatnya membuatnya harus tertidur seperti ini dalam jangka waktu yang cukup
lama”
“penyakit?” guman ibu
“Sleeping Beauty
Syndrome…itu adalah penyakit yang
menyebabkan si penderita bisa tertidur lebih dari 12 jam…penyakit ini sangat
langka dan belum ada obatnya…begitu tertidur seperti ini maka dia tidak akan
bangun untuk waktu yang lama, tidak perduli ada badai atau pun dunia hancur dia
tidak akan bangun sebelum waktunya…dan sebagai konsekuensinya sedikit demi
sedikit memori dalam otaknya akan terhapus…seberapa banyak memori yang terhapus itu
tergantung seberapa lama dia tertidur” Frico tersenyum hangat pada anaknya yang
sedang tertidur pulas
“jadi Aika gak akan bangun sampai minggu depan?”
“lihat dia tidurnya sangat pulas seperti putri tidur dalam dongeng
begitu cantik dan polos”
Shinji menatap wajah Aika yang
sedang tertidur pulas saat ini hanya tinggal mereka berdua di dalam kamar itu,
dia tidak menyangka gadis seperti Aika punya penyakit seperti ini dan pasti
sulit bagi Aika melewati hidup dengan penyakitnya meskipun itu bukan penyakit
yang mematikan.
“Sleeping beauty…elo memang pantes jadi putri tidur karena elo sama
cantiknya dengan putri tidur dalam dongeng” guman Shinji
Sementara
Shinji menjaga Aika di kamar, kedua orang tua Shinji dan Papa Aika duduk
bersama di sofa ruang keluarga dengan topik yang masih sama
“pasti berat buatmu
menjaga Aika seorang diri dengan kondisinya yang seperti itu?”
“ya kamu memang benar…diawal penyakitnya dulu
aku benar-benar harus menjaganya dengan extra dan penuh perhatian…sewaktu umur
4th saat penyakitnya mulai bereaksi tidak perduli apa yang sedang
dia lakukan atau sedang berada dimana begitu rasa kantuk menyerangnya saat itu
juga dia akan langsung tertidur…Pernah suatu hari, dia naik sepeda di
belakangku dan ketika aku menoleh ke belakang, Aika sudah jatuh dan tertidur di
tanah”
“apa kamu sudah mencoba
untuk mengobatinya?”
“aku dan kakeknya sudah
membawa Aika ke semua dokter yang ada di dunia ini tapi hasilnya sama saja,
maka dari itu selama aku pergi tolong jaga Aika untukku”
To Be Contineu....
To Be Contineu....
Komentar
Posting Komentar