REVENGE
Kyaaaaaa…..
How it could be? Why is he here? Aku terkejut setengah mati saat
melihat Shinji tidur di sampingku dan wajahnya sangat dekat denganku, saking
terkejutnya refleks aku mendorong Shinji sampai dia jatuh ke lantai
“Auw…” Shinji mengaduh kesakitan
“Kamu ngapain disini?
Kok kamu…” aku tidak bisa melanjutkan perkataanku karena melihat wajahnya jujur
aku sedikit malu, Shinji Bangkit dan mendekatiku, dia tersenyum nakal
“jadi lo gak inget sama sekali?” raut wajah Shinji terlihat semakin serius
“inget apa?”
“setelah gue nyium
lo…elo ma gue…both of us in this room…and in the same bed…wha do you thing it’s
will be going?” bisik Shinji dengan lembut, mendengar perkataan Shinji yang
seperti itu jantungku berdebar kencang dan badanku langsung hangat
“atau gue harus cerita
sedetail-detailnya apa yang kita lakukan berdua disini malam itu?” bisiknya lagi tanpa sadar
aku memeluk tubuhku sendiri.
“Kyaaaa…” aku berteriak sekali
lagi dan mendorong Shinji
“Nggak aku gak mau denger
apapun…kamu pasti lagi ngerjain aku doing.” sahutku sembari menutup telingaku, I guess my face is going to
be red now
“Hahahahahahaha….” Shinji
tertawa terpingkal-pingkal melihatku salah tingkah, lalu dia beranjak dari
tempat tidurku
“Slamat datang ke dunia
nyata, tuan putri” ujarnya dengan senyum manisnya
“eh, tuan putri?”
gumanku
Aku sudah menduga
ternyata kejadian tadi pagi itu cuma kesalah pahaman saja, He’s just teasing me around! Saat
sarapan aku baru tahu ternyata Papa sudah berangkat dan aku sudah tertidur
selama satu minggu penuh
Aku benci keadaanku yang seperti ini, kira-kira kapan penyakit ini
akan menghilang dari hidupku? Hari ini aku berangkat seorang diri ke sekolah
karena Si Shinji jelek itu sudah menghilang begitu aku selesai sarapan…
Aku
berdiri di depan pintu kelas 2-3a, kelas yang akan menjadi ruangan tempat aku
belajar nanti dan aku hanya berharap Shinji tidak ada di dalam kelas ini
Setelah mendengar aba-aba aku langsung
masuk ke dalam kelas dan memperkenalkan diriku, semua mata memandangku
“selamat pagi, perkenalkan namaku Ran
Aika…Maaf minggu kemarin aku
belum sempat
memperkenalkan diri secara
pribadi” aku terpaku begitu melihat seluruh isi kelas ini penghuninya cowok
semua, what the hell going on! Tidak ada murid perempuan satu pun kecuali aku,
dimana Rey padahal aku berharap akan satu kelas dengannya
“iya kemana lo
seminggu kemarin?” tanya Jerry yang ternyata satu kelas denganku
“baru masuk udah langsung libur seminggu
penuh” timpal salah seorang murid yang aku belum tahu namanya
“maaf, tiba-tiba ada urusan yang harus aku selesaikan”
Aku
sangat senang ternyata kedatanganku di kelas ini di sambut dengan baik oleh
mereka setidaknya mereka tidak menganggapku parasit. Begitu aku duduk di
tempatku tiba-tiba saja ada yang menarik beberapa helai rambutku yang aku
biarkan tergerai dari samping dan begitu aku berbalik, how it could be!
“kamu!” Refleks aku langsung berdiri, cowok
itu tersenyum manis ke arahku lalu bangkit dari tempatnya, Dia membungkuk dan
mendekatkan wajahnya seketika senyumnya yang tampak innocent berubah menjadi
mengerikan di benakku, dia membungkuk lalu berbisik
“welcome, to my place hope you’ll enjoy
here” bisiknya, membuatku meriding saja…
“kalian berdua terlihat sangat akrab?”
Tanya seorang cowok yang berdiri di belakangku
“gue Radit”
ujarnya sambil tersenyum manis, wow, how cute is he!
“well, gue sama Aika tinggal bersama jadi
wajarkan kita berdua akrab” jawab Shinji sembari merangkul pundakku, senyumnya
walaupun manis terlihat seperti senyuman iblis yang menggoda
“APA KALIAN TINGGAL BERSAMA!” ujar satu
kelas serentak, membuatku sedikit terkejut, ternyata mereka sangat kompak
“eh, ini gak seperti yang kalian pikirkan
kok…aku memang tinggal dengan Shinji tapi kami berdua tidak ada apa-apa kok”
Sahutku mencoba menjernihkan suasana
“Teganya lo ngomong gitu setelah lo dorong
gue dari tempat tidur” sahut Shinji memperkeruh Suasana,
“jadi lo berdua udah…”reaksi Rafael
membuatku refleks menginjak kaki Shinji
“eh…ini agak seperti itu kok…kalian salah
paham” Aku langsung menarik tangan Shinji dan membawanya keluar dari kelas
Is
embrrasing, me? It’s seems like he always bully me all the time, god please
help me out! Setelah menutup pintu kelas, aku langsung menatap wajah Shinji dan
dia terlihat sangat menikmati apa yang telah di perbuat padaku
Jam Istirahat aku langsung ngeluyur
mencari keberadaan Rey, ternyata mencari sosok Rey di sekolah ini sangat susah
dan aku berakhir di kantin sekolah bersama dengan sebotol poccari sweet yang
dingin
“Boleh kita duduk disini?” Tanya Jerry dan
teman-teman yang lain
“sure”
“kok lo sendirian?” Tanya Momo
“sebenarnya aku nyari Rey tapi dari tadi gak
ketemu ada yang tahu dia dimana?” Raut wajah mereka semua langsung berubah
“Rey, dia masuk rumah sakit”
“rumah sakit? Rey kenapa? Dia sakit apa?
Apa keadaannya parah?” aku langsung khawatir dengan keadaan Rey. Leher patah, kaki patah, wajah babak belur
sebenarnya apa yang terjadi selama aku tidak ada? Kenapa Rey bisa sampai
seperti ini? Melihatnya terbaring tidak
berdaya dirumh sakit membuatku sedikit marah, dari apa yang aku dengar ini
semua perbuatan anak-anak Smk Jaya
Sebenaranya apa yang terjadi antara
sekolahku dan Smk Jaya sampai-sampai Rey jadi korban seperti ini, aku harus
berbuat sesuatu! Setidaknya orang yang melakukan ini terhadap Rey harus minta
maaf
“Rey, I’ll take care of you until you get
well” gumanku saat melihat Rey yang tidak berdaya
☺☻☺
Setelah makan malam usai aku langsung masuk
kekamarku dan seperti kebiasaanku yang dulu jika sedang tidak melakukan apa-apa
aku selalu diam dan menulis di secarik kertas, menulis harapan dan apa yang
terjadi padaku hari ini lalu memasukkannya kedalam botol harapanku, itulah yang
selalu aku lakukan
Menulis
sudah aku lakukan,
menggulungnya dan mengikatnya dengan pita sekarang tinggal memasukkannya ke
dalam botol, tapi…
Where is
my wishis bottle? Begitu tau botol itu tidak ada aku langsung berlari keluar
kamar
“Tante, waktu Tante beresin barang-barang Aika…tante nemuin botol yang
isinya kertas warna-warni nggak?” tanyaku panik
“ouh…botol itu Tante taruh dikamar Shinji
habis tante pikir itu milik Shinji” jawab tante, badanku terasa lemas seketika,
bagaimana kalau Shinji penasaran lalu membuka isinya, seems like I am going to
the hell
Aku
langsung berlari ke kamar Shinji tapi di depan pintu kamarnya aku mendadak ragu
untuk masuk, bayangan wajahnya tadi pagi sungguh sangat menggangguku dan bagaimana kalau nanti aku masuk dia langsung
menyerangku. Tapi kalau
aku tidak masuk Shinji akan tahu segalanya tentangku. Oh god, help me!
Setelah menghirup panjang aku memberanikan diri untuk masuk dan begitu aku membuka pintu aku melihat Shinji
sedang memandangi Botol itu, refleks
aku langsung berlari untuk menyerobotnya tapi sial kakiku tersandung dan aku
jatuh tepat diatas Shinji, untung saja kami berdua jatuh diatas tempat tidur
Shinji kalau tidak pasti badanku terasa sakit semua secara Shinji itukan cowok
kurus…
“Interesting” ujar Shinji
ketika
aku hendak bangun dia memelukku dengan erat hingga aku tidak bisa bangun dan
tetap berada di atasnya, aku menatap wajahnya
“maksud kamu? Jangan berpikir macam-macam ini
hanya ketidak sengajaan belaka.”
jawabku, sembari terus berusaha kabur darinya dan untung saja botol harapanku
sudah ada di tanganku
“ouh, sebuah ketidak sengajaan” Shinji
berbalik memutar posisi dan akhirnya dia yang berada di atasku, ini sungguh
lelucon yang tidak lucu dia terlihat sangat menikmati suasana canggung ini.
“bagaimana kalau gue buat ini bukan ketidak
sengajaan?” kali ini dia benar-benar sangat menakutkan, sorot matanya sangat
tajam
“apa maksudmu?”
“bukannya sudah jelas, gue ini cowok normal
dan lo…elo masuk kedalam kamar cowok dengan berpakaian mini seperti
ini…tiba-tiba nyerang gue…” Shinji mulai mendekat
“aku peringatkan ini sama sekali nggak
lucu…biarkan aku pergi…aku ingin kembali ke kamarku” aku mencoba bangun tapi lagi-lagi tertahan oleh kekuatan
badannya
“kenapa? Apa lo takut pacar lo tahu hal
ini?” Shinji mendekatkan bibirnya ketelingku lalu berbisik
“Apa ciuman gue waktu itu lebih baik dari
dia?” mendengar itu refleks aku mengarahkan seluruh tenagaku untuk mendorongnya
sampai Shinji jatuh dilantai
“itu sama sekali bukan urusanmu…aku
peringatkan jangan ikut campur urusanku…kenapa kalian selalu memperlakukan
cewek seenak kalian…aku sangat membenci orang-orang sepertimu”
☺☻☺
Setelah Aika keluar dari kamarnya,
Shinji tersenyum puas karena sepertinya sekarang dunianya yang membosankan ini
akan segara penuh dengan kehebohan, dia telah menemukan mainan baru yang jauh
lebih seru daripada kencan dengan gadis-gadis yang tidak berguna itu atupun
berantem dengan anak-anak Smk Jaya. Shinji bangkit dan mengambil gulungan
kertas kecil dari atas meja belajarnya, senyuman licik terpancar dari wajah
Shinji ketika dia membuka gulungan itu, ketika membaca gulungan itu dalam
hatinya dia sudah menetapkan satu hal yang tidak akan bisa digantikan dengan
apa pun lagi dan dia pasti akan mendapatkannya
“Aika, kamu akan menjadi milikku…aku akan
membuatmu melupakan cowok ini dan berpaling ke arahku” ujarnya lalu tersenyum
Hari ini Daichi mengatakan perasaannya padaku
Aku sangat bahagia ternyata Cintaku tidak
bertepuk sebelah tangan
Aku sangat mencintaimu Daichi
Terima kasih telah menghadirkan Cinta dalam
hidupku
Untuk yang pertama kali dan yang terakhir kali
selamanya hanya ada kamu
Shinji
meremas-remas kertas itu dan membuangnya ke tempat sampah dengan seluruh rasa
percaya diri kalau apa yang dia inginkan akan dia dapatkan
☺☻☺
“Argh…!
Shinji, cowok itu benar-benar menyebalkan, tidak sopan dan sangat licik…kenapa
Tante bisa punya anak seperti dia sih…berani sekali dia menanyakan hal
menjijikkan seperti itu” ujarku pada diriku sendiri dengan suara yang lumayan
keras
Aku berjalan lalu duduk didepan
cermin memandangi diriku sendiri, aku benci saat melihat bibirku di cermin
membuatku mengingat akan kejadian waktu itu dan…kenapa Shinji harus
mengingatkanku padanya. Tanpa sadar airmataku sudah jatuh membasahi pipiku, aku
memegang liontin kristal
salju yang masih aku pakai, aku memandangi liontin itu lewat cermin, bayangan
wajah Daichi saat memberikan kalung ini terlintas dibenakku begitu saja
“Daichi…aku…aku membencimu…sangat membencimu.” ucapku
dengan nada yang cukup tinggi dan aku semakin tidak tahan lagi untuk menangis
lebih kencang lagi…
Tok…tok…tok…
“Aika, kamu sudah tidur? Tante boleh
masuk?” ujar Tanti vine dari balik pintu dan tanpa menunggu jawabanku dia
langsung masuk ke kamarku, cepat-cepat aku menghapus airmataku dan tersenyum
manis ke arah Tante
“Tante bawakan potongan buah yang segar
untukmu” ujarnyaa sembari meletakkan nampannya di meja belajar.
“matamu sembab kamu habis menangis? Apa
kamu tidak suka tinggal disini? Atau ada yang mengganggumu?” Tanya Tante Vine
lagi
“tidak tante, Aika suka tinggal disini
apalagi kamar ini sangat bagus…Aika hanya…hanya lelah saja” ujarku menyakinkan
tante
Setelah Tante Pergi, aku
menenggelamkan diriku dalam selimut, aku ingin semuanya gelap untuk sesaat, aku
ingin melupakan semuanya, karena ini semua terlalu menyakitkan tapi Kenapa rasa
cinta ini tidak mau hilang?
Ini
sangat sulit untukku karena mungkin hanya aku satu-satunya orang yang tulus
mencintainya selama ini…
☺☻☺
Hari ini tepat dua bulan aku
menjalani hidup di Indonesia dan hari ini juga Rey kembali aktif masuk sekolah,
rasanya senang sekali melihat Rey kembali masuk meskipun akhirnya aku tahu
kalau Rey itu ternyata Cowok tapi buatku, dia
tetap teman pertamaku disini dan aku juga sudah bisa menerima keadaan sekolahku
yang sekarang maksudku pada bagian dimana semua murid disini adalah cowok
kecuali aku. Jam istirahat pertama seorang cowok yang sama sekali nggak aku
kenal memintaku untuk menemuinya di samping lapangan basket
“Aika, boleh gue ngomong sesuatu sama lo?”
Tanya seorang cowok yang berambut cukup aneh tapi he’s pretty cute boy I think
“mau ngomong apa?”
“gue…gue suka sama lo…sejak pertama lo
masuk sekolah gue udah suka sama lo” sahut cowok itu. Oh, no! Not confession
love again
“kamu?”
“gue Tama, dari kelas 3-2b…kita memang
nggak pernah ngobrol sebelumnya tapi gue selalu ngawasin lo dari jauh”
“maaf, aku nggak bisa…aku lebih suka
kalau kita berteman” aku berusaha sebisaku agar cowok ini tidak sakit hati
padaku
Begitu aku kembali ke dalam kelas Reyhan,
Decky, Rafael dan yang lain langsung menyeretku untuk di interogasi layaknya
seorang narapidana, tatapan mata mereka tidak henti-hentinya menghujaniku, aku
jadi penasran apa yang ingin mereka lakukan…
“Why are you guys looking at me like that?
Is there something wrong?” tanyaku lalu tersenyum manis ke arah mereka
“lo gila atau gak waras sih atau lo
lesbian?” Tanya Decky
“what are you talking about? Tentu aja aku
waras dan aku juga bukan lesbi seperti yang kalian fikir” jawabku sambil
menahan tawa
“Pratama Bimantara, kelas 3-2b, kapten tim
futsal, salah satu cowok paling keren di sekolah ini dan cowok tajir ke-5 di
sekolah ini” ujar mereka semua bergantian
“dan dia cowok ke 15 yang menyatakan cinta ke
lo sejak lo masuk kesekolah ini, juga menjadi cowok ke 15 yang lo tolak” Decky
memberi penjelasan
“lo gak tau kita semua khawatir sama lo”
ujar Reyhan
Ucapan Reihan membuatku terharu tidak aku
sangka teman-teman baruku sangat mengkhawatirkan aku sampai seperti ini, tapi
untuk urusan cinta…
tanpa
banyak berfikir lagi aku langsung beranjak dari tempat dudukku dan berjalan
menuju pintu kelas, sebelum keluar aku menoleh ke arah teman-temanku.
“Nothing to be worry, guys! Aku cuma belum siap untuk memulai cinta yang baru.” ucapku
lalu pergi meninggalkan mereka semua
Waktu yang berlalu meskipun cepat terlewati
tapi sampai sekarang aku masih belum bisa melupakan Daichi, seberapa seringnya
aku mengatakan pada diriku sendiri agar melupakan Daichi tapi hatiku,
pikiranku, dan juga tubuhku menolak untuk melupakannya tidak perduli seberapa
dalam luka yang tergoreskan dihatiku aku masih merindukannya, aku masih
memiliki perasaan cinta untuknya tapi aku juga sangat membencinya.
Meskipun Shinji selalu menggodaku dengan sikapnya yang
kadang acuh, kadang menyeramkan, atau dengan sikap innoucent-nya itu justru
membuatku semakin teringat pada Daichi dan itu semakin membuatku tersiksa, How
poor I am!
Aku tidak mau jatuh cinta lagi karena itu terlalu
menyakitkan lagi pula rasa cintaku pada Daichi masih ada dan itu membuatku
sangat frustasi
Tiba-tiba saja aku mengingat saat pertama kali bertemu
dengan Daichi, saat itu salju pertama turun, sangat dingin tapi begitu lembut
ketika menyentuh kulitku, dia terlihat seperti pangeran berkuda putih yang
selalu aku idam-idamkan
Ketika kedua mata kami tidak sengaja beradu hatiku
berdebar-debar, begitu melihat senyumnya entah kenapa tubuhku serasa hangat dan
begitu dia menggenggam tanganku perasaan aneh menghiasi hatiku dan sampai
sekarang debaran itu pun masih sama, tanpa sadar aku kembali menggenggam
liontin kristal pemberin Daichi
“lagi
mikirin apa?” ujar Rey
“kok kamu bisa disini?”
“gue ini teman lo. gue tahu kalau ada sesuatu yang mengganggu
pikiran lo” sahut Reyhan
“gue gak mikirin apa-apa kok”
“gue perhatiin sejak pertama lo selalu baik
sama semua cowok disekolah ini tapi begitu mereka ngomong suka sama lo reaksi
lo langsung berubah jadi dingin kayak sekarang ini” sahut Reyhan, dia mentapaku
lalu menatap liontin kalungku. “itu
pasti dari orang yang sangat berarti buat lo” ujarnya sambil menatap tajam ke
arah liontin kalungku
“benarkah terlihat seperti itu?” tanyaku,
Reyhan hanya mengangguk pelan
“aku cuma belum siap untuk mengenal Cinta
lagi…jujur hatiku masih terlalu sakit…dan sepertinya aku masih terlalu lemah
untuk bisa melupakannya”
“I wonder he must be your first love and
you come here to forget him”
“ya, you could say that”
“lo tau…lo bisa cerita apa aja ke gue…gue
akan dengan senang hati menampungnya…ya itu juga kalau lo mau cerita ke gue”
“dia pacar pertamaku…dia cowok yang baik,
pengertian dan sangat lembut…tadinya hubungan kita baik-baik aja sampai
akhirnya aku tahu kalau ternyata selama ini dia selingkuh dibelakang aku dan
aku tahu itu pas dihari keberangkatan aku ke Indonesia ” menceritakan semua itu
seperti menggali kembali kenangan yang sangat menyakitkan untukku dan tanpa aku
sadari ternyata air mataku sudah mengalir
“dan sampai sekarang aku masih belum bisa
melupakannya meskipun hatiku selalu terasa sakit saat aku mengingatnya”
Reyhan
membiarkanku menangis di pundaknya, mengeluarkan semua
beban yang ada di hatiku selama ini, aku bersyukur disaat seperti ini ada
sahabat yang bisa aku jadikan tempat bersandar
☺☻☺
Aku tidak tahu apa yang terjadi pagi
ini tapi ini seperti Dejavu mengingat dulu aku pernah berada dalam situasi
seperti ini, tapi kali ini berbeda Karena yang menculikku bukan Jerry atau anak-anak Sma
Petra dan aku belum pernah melihat mereka semua sebelumnya.
Pagi tadi sesaat sebelum aku masuk
ke sekolah seseorang membekapku dengan sapu tangan yang sudah di olesi obat
tidur, ketika terbangun kaki dan tanganku sudah terikat kuat plus dengan mulut
di lakban, apa aku benar-benar diculik kali ini? Kali ini aku berada dalam
ruangan kosong tapi kalau dilihat ini lebih terlihat seperti basecamp suatu
kelompok genk seperti milik yo-chan di jepang.
Where am
I and what happen to me?
Tidak
lama kemudian beberapa orang cowok masuk dan beberapa di anatara mereka
terlihat seperti anak-anak yang begajulan,
mereka menatapku dengan tatapan licik dan senyum yang sama sekali tidak manis
“Jadi ini cewek yang selalu bareng Shinji?”
ujar seorang cowok dan kelihatannya dia seperti ketua dari orang-orang ini tapi
sepertinya cowok ini familiar dimataku
“Satu lagi cewek bodoh penggemar
Shinji…huft, menyebalkan!” ujar cowok itu, dia membuka penutup mulutku lalu tersenyum
“Tapi kali ini…lo lebih cantik dari yang
gue bayangin…dari pada lo capek ngejar-ngejar dia mending lo sama gue” ujarnya
lagi
“penggemar…Ngejar-ngejar…Shinji…apa maksud
dari semua ini? Lepasin aku sekarang” ujarku sambil berusah melepas ikatan tali di tanganku
“sorry lo harus ngalamin hal ini”
Apa maksudnya???
“lo cewek yang selalu ada disamping Shinji belakangan ini
dan gue benci Shinji tapi gue lebih gak suka sama cewek yang selalu
berputar-putar di sekeliling dia” ujarnya, sepertinya dia sedikit salah paham
karena aku bukan penggemar Shinji dan aku tidak pernah bermaksud untuk dekat
dengan Shinji kalau pun terlihat seperti itu seharusnya yang mereka culik
sekarang Shinji bukan aku
“sebenarnya
kalian siapa dan apa maksud kalain menculikku seperti ini?”
“Gue Danil”
“Danil…jadi kalian anak-anak Smk Jaya? Jadi
sekarang aku…” oh no jangan bilang aku terlibat masalah antara Sekolah
“gue rasa Shinji gak bakal keberatan kalo
gue pinjem lo buat sementara” ujar Danil
“Dan, apa ini gak terlalu berbahaya?” Tanya
seorang cowok yng berdiri tepat disamping kiri Danil
“Gue rasa Alfa nggak akan setuju kalau dia
tahu hal ini” timpal seorang cowok yang
memakai kaos warna orange dibalut seragam osis
“Alfa…dia itu gak
lebih dari pengecut…udah kalian tenang aja Alfa urusan
gue”
“lepasin aku…aku gak ada hubungan
apa-apa dengan
masalah kalian”
“lo salah dengan adanya lo disini ini semua akan jauh lebih
menarik” sahut Danil sembari mengedipkan
matanya
What, Mereka semua sudah gila, aku
nggak ada hubungan apa-apa dengan masalah mereka dan kenapa aku harus terlibat
dalam masalah mereka? God, what should I do? Aku nggak mungkin selamanya
disini…Mereka mninggalkanku sendirin di ruangan ini setelah mendengar bunyi bel
sepertinya aku berada disuatu ruangan di Smk Jaya, andai saja aku bisa
memberitahu Reyhan atau yang lain kalau aku ada disini
‘Dammit,
you stupid…stupid…stupid…stupid Shinji!’ umpatku dalam hati saat aku mengingat
wajahnya yang sedang tersenyum padaku
“hey, apa gak ada orang diluar? Lepasin
aku…aku nggak ada hubungan apa-apa dengan masalah kalian…Stupid, Dummy,
Bastard, Perverct, Jerk, LET GO OF ME!” hanya kata-kata itu yang terus berulang
kali aku katakan sembari berharap masih ada orang baik yang mendengarku dan
melepaskan aku dari sini
It’s probably night and it’s dark,
aku pasti tertidur lelap tadi sampai-sampai tidak sadar kalau ini sudah malam.
Mereka benar-benar keterlaluan meninggalkanku seorang diri disini sampai
selarut ini, apa mereka nggak tahu kalau aku
ini paling takut sama gelap
“Tolong…tolong…Please, keluarin aku dari
sini…aku takut.”
teriakku, lima menit berlalu dan tidak ada satu orang pun yang datang
menyelamatkanku
“Shinji…Reyhan…Temen-temen…aku takut…tolong
selametin aku…aku takut” gumanku, perlahan airmataku mengalir membasahi pipiku
Samar-samar
dalam ke putus-asaan aku mendengar suara ribut-ribut dari balik pintu, Suara
seperti orang yang sedang berkelahi. Mungkinkah itu Shinji? Apa benar dia
datang untuk menyelamatkanku?
Beberapa menit kemudian pintu terbuka dan
begitu lampu dinyalakan sosok Danil dan teman-temannya muncul disusul dengan
Shinji yang dikawal dua orang anak buah Danil, beberapa teman-teman Danil
terlihat sedikit babak belur dan baju Shinji juga sedikit kucel, sepertinya
mereka habis berkelahi…
Danil
tersenyum ke arahku tapi senyumannya itu terlihat sangat licik dimataku dan
tidak tahu kenapa melihat wajahnya aku
seperti mencium kalau di sedang menyusun rencana licik dengan memanfaatkanku
dan ketidak berdayaan Shinji saat ini
“Seperti yang gue bilang tadi pagi dengan
adanya elo disini pasti akan semakin menarik” Danil merangkulku dari belakang
dan membuatku menatap mata Shinji
“lo nggak apa-apa kan ?” Tanya Shinji, sekilas senyuman kecil
tergambar diwajahnya
“Dummy…dummy…dummy…dummy…kenapa kamu datang
kesini? Ini jebakan supaya kamu datang kesini” Sahutku spontan
Padahal
sebenarnya aku sangat lega karena Shinji datang untuk menyelamatkanku tapi aku
juga sangat mengkhawatirkannya, datang seorang diri hanya untuk menyelamatkanku
dari orang-orang yang tidak berguna ini tanpa memikirkan dirinya sendiri
Shinji,
you’re an idiot!!!
“Apa itu kata-kata yang pantes lo ucapin
buat orang yang datang nyelametin elo…kalau tahu lo bakal ngomong gitu gue
nggak akan mau repot-repot datang kesini buat nyelametin lo” Sahutnya dengan
gayanya yang seperti biasa cuek dan datar
“bego” gumanku pelan, Air mataku keluar
semakin deras
Danil
memberi isyarat ke teman-temanny dan seketika itu juga dua orang yang berada di
belakang kanan-kiri Shinji mendorongnya hingga dia jatuh tersungkur di lantai
“peraturannya gampang…lo cuma perlu
bertahan selama lima belas menit dan lo sama sekali gak boleh ngelawan…kalau
elo bisa bertahan sampai detik terakhir gue akan ngebebabasin dia…Shall we play
now!” Sahut Danil, meskipun aku tidak bisa meliht ekspresi wajah Danil dengan
jelas tapi aku bisa merasakan kalau saat ini dia sedang tersenyum licik karena
tujuannya akan terkabul
Gedubrak...Bak…Bik…Buk…kali ini
mereka benar-benar memanfaatkan keadaan Shinji yang tidak bisa berkutik, mereka
menghajar Shinji secara beruntun, membuat Shinji seperti main di oper
kesana-kesini dan mereka semua terlihat sangat menikmatinya. Sepuluh menit
berlalu dan Shinji masih bertahan meskipun dengan keadaan yang cukup
mengenaskan bagiku, aku tidak sanggup melihatnya dalm keadaan seperti itu tanpa
berbuat apapun tapi sekeras apapun aku
berteriak meminta tolong untuk menghentikan semua itu mereka sama sekali tidak
menggubrisku malah semakin menikmati permainan.
Belum
puas hanya dengan memukul, salah
seorang dari mereka mengambil kursi dan menghantamkannya ke tubuh Shinji dengan
keras sampai kursi itu hancur dan Shinji jatuh tersungkur di lantai, mereka
sama sekali tidak memberi Shinji waktu untuk bernafas setelah menerima hantaman
dari kursi lagi-lagi tubuhnya harus menerima tendangan yang cukup keras di
bagian perut dan punggungnya
“Stop it…please, stop it! Don’t hurt him
anymore, please!” teriakku, melihatnya di perlakukan seperti itu hatiku terasa
sangat sakit, airmataku mengalir semakin deras, aku tidak sanggup melihatnya
seperti itu
“berhenti…please, berhenti! Itu udah
cukup…dia udah nggak berdaya…please, berhenti” ujarku
it’s more than enough! Shinji sudah babak
belur, wajahnya sudah di penuhi dengan darah yang mengalir dari luka-lukanya,
dia terlihat seperti orang yang setengah mati. Danil yang dari tadi diam dan
memelukku tiba-tiba saja beranjak dan mengambil sebongkah kayu, dia berjalan ke
arah Shinji yang masih tersungkur di
lantai
“Payah, gak gue sangka lo bisa bertahan juga
tapi nggak adil rasanya kalau gue
gak ikut turun tangan dan ini
kado terakhir gue buat lo” ujar Danil, dia mengarahkan tongkat itu ke atas,
bersiap untuk memukul shinji
Buk…!
Augsh!
Rasanya sakit sekali ketika balok kayu yang di ayunkan
Danil ke Shinji itu menghantam punggungku dengan sangat keras. Mungkin aku
sudah gila, refleks aku berlari begitu saja ke arah Shinji dan memeluknya
ketika aku melihat Danil hendak memukulnya dengan balok kayu hingga balok itu
menghantam punggungku
“Aika, lo?” Shinji terkejut dengan apa yang
aku perbuat tapi sepertinya bukan hanya dia, Danil dan teman-temannya serta
Reyhan dan anak-anak Sma Petra yang baru datang terdiam melihat kejadian itu
“Shinji, you’re an idiot! I’m worry about
you…please, don’t make me scared anymore!” gumanku pelan, rasanya aku sangat
lelah hari ini dengan semua kejadian ini
“Shinji, aku lelah…sangat lelah” tiba-tiba
saja semua menjadi gelap tapi dalam kegelapan itu aku merasakan ke hangatan
☺☻☺
“Aika, will you always with me?”
“ya, I’ll always stay by your side”
Begitu aku membuka mata ternyata aku sedang berada di kamarku
sendiri dan yang tadi itu hanya mimpi, bagaimana bisa aku memimpikan cowok itu?
Aika, forget him? Dia Cuma masa lalu kamu yang harus kamu pikirin sekarang…
“Shinji” ujarku,
sembari bangkit dari tempat tidur
“oh Aika, kamu sudah
bangun? Bagaimana punggungmu apa masih sakit?” tanya Tante Vine yang duduk
disampingku
“Tante, Shinji?”
“Shinji sudah berangkat
sekolah, dia sangat mengkhawatirkanmu, setiap hari dia selalu menjagamu dengan
penuh perhatian…Tante saja sampai iri melihatnya!” sahut Tante Vine
“Setiap hari? Jangan
bilang…”
“ya, kamu tertidur selama 10 hari lebih lama dari yang
biasanya itu pasti karena kamu terlalu lelah”
“10 hari…Shinji,
bagaimana dengan lukanya? Apa dia sudah tidak apa-apa?”
“Shinji anak yang kuat,
dia baik-baik saja…tapi jujur tante sangat terkejut saat Shinji membawamu
pulang dengan keadaan seperti itu”
Kejadian waktu itu aku ingin tahu apa yang terjadi setelah aku
pingsan, apa Danil dan teman-temannya mendapat balasan yang setimpal dengan
perbuatan mereka. Moreover, my revenge for them it’s not done yet and I’ll make
sure that they are will pay for what they did to me…
Setelah
mengenakan seragam aku langsung berangkat ke sekolah atau lebih tepatnya pergi
untuk membalas dendam. Sampai disekolah aku tidak butuh waktu lama untuk
mencari Danil dan teman-temannya karena saat ini mereka sedang asyik bercanda
di warung bakso yang terletak antara Sma Petra dan Smk jaya
“ternyata kalian
disini? Bagus deh, aku nggak perlu susah-susah nyari kalian…urusanku dengan
kalian belum selesai” ujarku
Danil dkk, kelihatnnya sangat terkejut dengan kehadiranku bahkan yang tadinya
raut wajah mereka terlihat sangat bahagia langsung berubah seperti wajah orang
yang baru melihat hantu
“especially you, Danil!” sahutku
sembari mengambil segelas Es jeruk yang ada dihadapannya Danil dan dengan
sengaja menumpahkannya di kepala Danil seketika itu juga dia berdiri lalu
menatapku dengan sorot mata yang terlihat sangat marah
“oopss, my bad!” sahutku lalu tersenyum manis ke arahnya
“elo” sepertinya sekarang Danil sudah mulai menunjukkan emosinya
Dalam waktu kurang dari lima
menit aku berhasil melumpuhkan antek-anteknya Danil dan sekarang mereka semua terbaring tidak
berdaya dan sekarang hanya tinggal Danil yang tersisa, sepertinya dia terkejut
dengan apa yang telah aku perbuat dan mungkin tidak pernah terbayang sebelumnya kalau
seorang cewek seperti aku bisa mengalahkan teman-temannya
“jangan kira lo cewek jadi gue nggak
berani mukul lo”
“if it the case, show it”
Danil mulai menyerangku dari berbagai arah
untung saja refleksku sangat cepat dan sepertinya aku harus berterima kasih
pada Senpai Hikawa yang dulu sangat intens mengajariku semua ilmu bela diri
“Cuma segitu kemampuan kamu?” ujarku sembari menangkis pukulan Danil dan membalik arah hingga
aku bisa membanting tubuhnya
“Aww” Danil mengadu
“itu balasan karena kamu udah ngurung aku seharian penuh dan ini balasan
karena kamu udah buat aku memohon-mohon” aku langsung melayangkan satu pukulan
telak ke perutnya
“and this for making me crying” aku mulai melayangkan pukulan ke wajah
Danil hingga saat seorang cowok tiba-tiba datang menghadangku, sebentar saja aku tidak mengenalinya
mungkin bogeman mentahku sudah menuju ke wajahnya
“Alfa” gumanku ketika melihat sosok cowok
manis yang mencoba menghalangiku untuk memukul Danil
Benar cowok yang ada di hadapanku
ini memang Alfa, teman pertamaku ketika aku liburan di Indonesia and he still cute as the
last time I saw him. Aku sangat bahagia melihatnya dan tanpa sadar aku sudah
memeluknya
“Alfa, it’s surprising me…I tought we never
meet again” Sahutku kegirangan
“Aika, semua orang lagi ngeliatin kita”
ucapan Alfa membuatku sadar kalau hampir semua orang yang ada disini memandang
ke arah kami berdua, aku langsung melepaskan pelukanku lalu tersenyum manis ke
arahnya
“Aika, lo sama sekali nggak berubah masih
sama seperti yang dulu tapi kali ini lo lebih menakutkan lihat saja mereka
semua” sahut Alfa
“oops sorry, I didn’t mean it tapi ini salah mereka juga aku
hanya memberi sedikit pelajaran agar lain kali tidak menggunakan obat bius
untuk membuat cewek pingsan”
“Aika lo nggak apa-apa?” tanya Shinji yang datang dari balik kerumunan
“I’m fine…aku hanya bermain-main dengan mereka” jawbku singkat
“maaf sebagai ketua Osis gak seharusnya gue biarin hal ini terjadi juga
soal penculikan Aika gue mewakili sekolah gue buat minta maaf” Ujar Alfa,
ternyata sifatnya belum berubah sama sekali
“eh, jadi kamu ketua Osis Smk Jaya?”
Aku sangat senang bisa bertemu
lagi dengan Alfa. Selama kurang lebih 4 tahun aku tidak bertemu dengannya dan
sekarang penampilannya berubah jauh dari yang
aku ingat dulu, dari yang tadinya gendut dan jelek sekarang berubah menjadi
cowok tinggi, kurus, yang sangat menawan, aku hampir tidak mengenalinya…
☺☻☺
Saat
ini aku, Reyhan, Shinji, Alfa dan anak-anak Sma Petra yang lain sedang asyik
menikmati waktu istiraht bersama di kantin
gabungan, kenapa namanya kantin gabungan? Karena hanya kantin itu satu-satunya
tempat yang bisa di pakai bersama anak Smk jaya dan Sma Petra tanpa adanya
perkelahian atau memandang dari sekolah mana orang itu dan tempat ini juga
menjadi tempat ngeceng buat anak-anak Sma Petra yang notabenenya anak cowok.
Aku duduk di antara Reyhan dan
Alfa (dua sahabat terbaikku) sementara Shinji, dia memilih duduk didepanku. Ini
waktu makan siang yang paling menyenangkan bagiku karena bisa berada di antara
orang-orang yang sangat berharga untukku
“jadi yang lo maksud waktu itu dia?” Tanya
Reyhan sembari menoyor kepala Alfa, mereka terlihat sangat akrab satu sama lain
dan bukan hanya itu tapi juga alfa terlihat sangat akrab dengan anak Sma Petra
yang lain
“iyups, Alfa ini sahabat pertama aku yang
aku ceritain ke kamu waktu itu”
“Gue juga nggak nyangka ternyata romor
tentang anak cewek yang pindah ke sma petra itu elo” timpal Alfa
“dan yang buat gue syok sampai sekarang
cuma satu” Sahut Jerry
“kenapa cewek secantik lo bisa ngalahin Danil dan antek-anteknya “ ujar
momo dan yang lain secara bersamaan
“Aika, lo nggak ngasih tahu mereka?” Alfa
melirikku dengan raut muka yang sepertinya meminta penjelasan
Aku hanya cengengesan nggak jelas
cause gimana mungkin aku bilang ke mereka kalau aku ini cucu seorang yakuza
yang cukup terkenal di Jepang dan situasi seperti ini
sudah sering aku alami
“Kasih tahu apa?” lagi-lagi mereka sangat
kompak
“Karate, Judo, kendo, jujutsu, aikido dan
taekwondo itu semua ilmu beladiri yang di kuasai Aika” jawab Alfa sambil
mengacungkan ke enam jarinya
“I’m not good at all…aku hanya terpaksa
mempelajarinya kalau tidak si tua bangka itu mengancam akan menikahkanku dengan
anak buahnya” jawabku jujur
“but Aika, how about senpai hikawa?”
“he’s fine, dia masih mengajar seperti biasanya”
“Siapa Senpai Hikawa?” Tanya mereka
serentak
“dia orang yang ngajarin Aika semua teknik
beladiri dan juga tangan kanan kakeknya”
Good
things aku berhasil bertemu kembali dengan sahabat lamaku Alfa and Bad things satu lagi tentang diriku
terbongkar, aku hanya berharap teman-teman tidak kecewa dengan kenyataan kalau
aku ini bukan cewek feminim seperti yang mereka harapkan…
Aku melihat wajah satu persatu
wajah teman-teman yang sedang asyik bercanda dan tertawa bersama rasanya
seperti melihat sahabat-sahabat lamaku. Aku merindukan mereka
Tapi dibalik itu semua aku merasa
seseorang di luar sana sedang mengawasiku dan menunggu sesuatu, perasaanku jadi
tidak tenang…
To Be Continue....
Komentar
Posting Komentar