Knight
“How
dare you guys bully me like this!” ujarku karena kesal, pagi ini aku
satu-satunya orang yang kesal di dalam kelas ini karena aku baru tahu kalau
ternyata Alfa dan Reyhan itu saudara sepupu, semua orang tahu itu kecuali aku.
“sorry, gue nggak maksud begitu…gue
pikir elo udah tahu” sahut Reyhan yang saat ini berada di kelasku
“How
could I know it! You dummy…”
Aku kesal sangat kesal tapi
seberapa keras aku menyatakannya pada Reyhan sepertinya itu tidak
ada pengaruh apa-apa untuknya
Tiba-tiba saja Jerry, Momo, dan
Timo masuk dengan gaya yang cukup aneh, mereka bertiga berusaha meniru gaya boys band favorit mereka. Akhir-akhir
ini berita tentang boys band asal Jepang
dan Korea semakin marak di bicarakan baik dari kalangan murid perempuan ataupun
laki-laki bahkan ibu-ibu sekalipun menjadi penggemarnya. Disekolah, Tv, Radio,
Majalah bahkan internet, disetiap sudut yang aku kunjungi semuanya mengenai
Knight’S, aku sampai bosan.
Knight’S boy’s band asal Jepang yang beranggotakan tiga orang yaitu Ryo
Azuki, Seino Takamiya, dan Ryousuke Ishikawa saat ini merupakan group band yang
paling popular, hampir semua
lagu mereka menduduki jajaran tangga lagu utama di setiap negara di Asia.
Sedangkan
di Indonesia Knight’s sangat popular terutama dikalangan anak muda selain gaya
mereka yang keren dan suara mereka yang mampu menghipnotis semua orang, mereka
juga punya wajah seperti pangeran
Tapi dibalik semua itu untung saja tidak ada
satupun dari mereka bertiga yang tahu tentang kepindahanku kesini, karena aku
tidak bisa membayangkan kehebohan apa yang bisa mereka lakukn saat tahu aku ada
disini selain itu…
Kebanyakan
dari teman-teman baruku disini mereka sangat mengidolakan Knight’s kalau mereka tahu aku mengenal
kelompok group band ini hidupku pasti tidak akan setenang ini.
“Aika, yakin lo masa sama sekali gak
ngeFans sama mereka bertiga?” Tanya Jerry yang sedari
tadi paling ribut ngebahas group ban Knight’s
“kalo gue nih pasti udah jatuh cinta sama
mereka” sahut Timo
“Kalian ini cowok tapi ngeFans sama group
band cowok…kalian terlalu berlebihan…mereka gak sehebat itu” jawabku, kemudian
aku beranjak dari tempat dudukku dan bermaksud pergi ke kantin karena sudah
bosan dengan mereka semua yang dari tadi Cuma ngebahas masalah Knight’s
Baru
sampai didepan pintu kelas Rafael nyelonong masuk sembari berteriak pada seisi
kelas membuatku harus menghentikan langkahku, it’s can’t be happening! Berita
yang dibawa Rafael seperti badai yang menghantam tubuhku
“Knight’s, they are coming! Dan kabarnya
salah satu dari mereka akan masuk di kelas kita” Ujar Rafael yang langsung di
kerubunin sama anak-anak yang sibuk nyari informasi
“gue harap yang masuk ke kelas kita Seino
Takamiya ” seru Pimpim, cowok di kelasku yang sangat mengidolakan Seino
Takamiya
Aku
berbalik dan berjalan menghampiri Rafael, senyuman yang tadi menghiasi wajahku
sekarang sudah berubah menjadi kekhawatiran, jika yang dikatakan Rafael benar
maka sebentar lagi tidak ada kehidupan yang tenang bagiku
“ini gak benarkan! Kamu bo’ong kan!
Mereka gak mungkin ada disini” ujarku sembari mengguncang-guncangkan tubuh
Rafael dan berkat reaksiku yang seperti itu anak-anak lain langsung diam
“lo kenapa? Bukannya bagus sekolah kita
tambah terkenal dan kita bisa punya teman kayak mereka” Tanya Rafael
“iya, lo kenapa? Kok kayaknya lo stress
gitu” Tanya Jerry
Tiba-tiba saja seseorang meletakkan tangannya
dipundakku lalu membuatku berbalik dan begitu berbalik aku langsung menatap dada cowok yang ada dihadapanku,
ketika aku mendangak ke atas wajah Seino yang sedang tersenyum manis terlihat
dengan jelas. God Damn!
“Aika-chan, Did you know how much I miss
you? Finally we found you” Ujar Seino yang langsung memelukku dengan erat.
“kenapa wajahmu seperti itu?” Tanya Seino, aku hanya bisa diam, meratapi nasib
yang sepertinya tidak berpihak padaku kali ini
Cup,
kecupan hangat mendarat di pipi kiriku dan tangan kananku, it’s wasn’t a dream!
“Ryo-kun…Ryousuke-kun…Seino-chan…what are
you guys doing here?” tanyaku pada mereka bertiga, tiba-tiba Seino mengangkatku
ke atas layaknya seorang anak kecil
“of course for taking care of you” jawabnya,
sudah kuduga ini akan terjadi kebiasaan mereka sama sekali tidak berubah, they
are always treat me like a little lady…
“put me down, Seino-chan! Don’t you know
everybody’s watching us…it’s so embrassing” ujarku, mereka bertiga benar-benar
membuatku malu kali ini apa lagi…Shinji tersenyum melihatku dipermalukan
seperti ini
“ouh…” Seino menurunkanku lalu tersenyum
pada semua orang yang ada didalam kelas ini lalu memperkenalkan dirinya sebagai
murid baru di kelas ini
“Watashi wa Seino Takamiya…perkenalakan
namaku Seino Takamiya…mulai hari ini aku adalah teman baru kalian” Seino
tersenyum manis
aku
semakin tidak bisa berkata apa-apa tentang ini semua masih mending kalau yang
satu kelas denganku itu Ryo atau Ryousuke masih bisa aku akalin dikit, ini
Seino…
“dan
satu hal yang kalian harus tahu” ujar Ryo
Oh
tidak, jangan lagi!
“Ran
Aika…is Our mine so you guys don’t you ever think to hurt Aika” Ujar mereka
dengan sangat serius
Meskipun aku senang mereka bertiga ada disisiku
dan sama sekali tidak berubah tapi tetap saja keberadaan mereka cukup membuatku
khawatir, sejak mereka bertiga datang tidak seorangpun dari mereka yang
meninggalkan aku sendirian, kemanapun aku pergi disana selalu ada mereka dan
kalau aku menghilang dari penglihatan mereka satu sekolah langsung
diobrak-abrik untuk mencariku…
Tapi satu hal yang
membuatku khawatir adalah tujuan keberadaan mereka bertiga disini, karena
setahuku mereka bukan hanya artis popular pujaan semua orang tetapi juga
orang-orang yang di percayai kakek untuk menjagaku dari musuh-musuh kakek
“Ternyata lo sangat populer!” ujar Shinji
ketika kami hanya berdua di atap sekolah
“Payah, sejak ada mereka aku jadi tidak
leluasa mengganggumu” sahutnya lagi dengan raut muka yang terlihat sedikit
kesal dan seperti biasanya dia selalu memojokkanku di tembok sampai aku tidak
bisa kabur darinya
“itu…itu karena mereka sangat menyayangiku”
jawabku sedikit gugup.
“dan mereka tidak akan membiarkan cowok
seperti kamu mengganggu hidupku” lanjutku, aku memberanikan diriku untuk
menatap matanya dan sekali lagi hanya dengan menatap matanya aku langsung gugup
Shinji tersenyum jail, sepertinya dia sudah
merencanakan sesuatu diotaknya itu, kalau tidak dia tidak mungkin tersenyum
seperti iblis, perlahan dia mendekat dan sesaat aku berpikir apa dia akan
menciumku lagi seperti yang dia lakukan dulu, aku menutup mataku karena
ketakutan dan ternyata…
“Gue jadi penasaran apa yang akan mereka
lakukan saat…” bisiknya pelan
Hening…tidak
ada suara sama sekali yang aku dengar hanyalah desiran angin dan ketika aku
membuka mata, aku bisa melihat senyuman Iblis menghiasi wajah Shinji
Aku hanya bisa diam terpaku ketika
dia pergi meninggalkanku sendirian di atas atap sekolah, sikapnya itu
memunculkan berbagai macam pertanyaan di otakku, membuatku bingung, dia itu
salah satu tipe orang yang susah untuk dimengerti dan tipe cowok yang
berbahaya, jangan sampai aku tertipu dengan wajah
malaikatnya itu
☺☻☺
Sore ini sepulang dari sekolah tante Vine
mengajakku belanja beberapa bahan untuk keperluan makan malam nanti, rasanya
sangat menyenangkan berbelanja dengan tante Vine, dulu aku sering sekali
membayangkan pergi belanja bersama Mama meskipun kenyataannya itu tidak mungkin
tapi sekarang bersama Tante impian itu
terwujud
“Tante senang sekali kamu mau pergi belanja
bersama tante…rasanya seperti sedang belanja bersama anak perempuanku sendiri”
ujar Tante Vine sambil memilih-milih buah segar
“bukannya ada Shinji, tante!”
“Shinji, dia itu paling susah kalau di ajak
belanja seperti ini kelihatannya saja dia anak yang patuh tapi sebenarnya dia
itu cukup bandel” jawab tante Vine, Kali ini aku setuju dengan ucapan tante
“tapi sebenarnya yang paling tante
khawatirkan sampai sekarang itu Shinji tidak pernah serius dengan cewek, dia
selalu baik pada semua
cewek sampai cewek itu salah pengertian” sahut Tante vine, kalau ucapan tante
yang ini aku juga setuju, dia itu playboy
“tante jangan terlalu mengkhawatirkan hal
itu” ujarku
“Aika, bagaimana denganmu?” tanya tante
tiba-tiba
“ehk…menurut Aika?” tanyaku balik
“Iya, menurutmu bagaimana dengan Shinji…apa
dia kurang tampan…kurang manis…atau kurang menarik...?” sepertinya tante sedang
berusaha mengoreksi sesuatu dariku
“Uhmft…Shinji…dia
tampan…manis dan juga menarik …tapi sayang anak tante yang satu itu suka sekali
menjahiliku dan dia juga womennizer…” jawabku
“jahil…womennizer!” ulang Tante
Maaf
tante, bukan maksud Aika Tapi Aku juga tidak mungkin membongkar semua sifat
buruk Shinji apalagi…kenangan waktu pertama kali aku bertemu dengannya
tiba-tiba saja terlintas, wajahnya saat itu sangat memukau, sorot matanya tajam
tapi sanggup membuatku terpana
Tiba-tiba saja jantungku berdebar kencang,
darahku seakan mendidih, rasanya hangat sekali begitu aku memikirkan Shinji,
ada apa denganku? Kenapa reaksiku bisa seperti ini hanya dengan memikirkan
cowok iblis itu, apa mungkin aku…
Setelah puas berbelanja aku dan Tante Vine
bergegas pulang, sebentar lagi sudah hampir waktunya makan malam dan tante Vine
jadi sedikit berimprovisasi
Saat
mobil kami melintasi daerah yang sepi, mobil kami di cegat oleh beberapa preman
yang berbadan gede, mereka memaksa kami keluar dari mobil dan membuat tante
vine sangat panik, keluar dari mobil mereka langsung menodongkan pisau lipat ke
arahku dan tante
“Cepet serahin barang-barang lo atau
nyawa lo melayang” preman yang ada dihadapanku sepertinya tidak segan-segan
melakukan hal yang buruk pada kami dan sepertinya pisau yang dia arahkan padaku
juga lumayan tajam…
Tapi
sekarang yang terpenting bukan masalah pisau atau preman-preman ini, masalahnya
sekarang adalah tante vine yang terlihat sangat ketakutan bahkan aku belum pernah
melihat raut wajah tante saat ini
“Tante, tenang jangan takut…begitu Aika
kasih aba-aba tante jangan ragu-ragu langsung masuk kedalam mobil jangan keluar
sampai keadaan aman” bisikku pada tante
“Aika…” tante Vine menatapku dengan
tratapan penuh kekhawatiran
Perlahan
aku mengeluarkan dompetku dan begitu salah satu preman itu ingin mengambil
dompetku, aku langsung menendangnya dengan keras dan saat perhatian mereka
tertuju pada temannya yang sedang kesakitan, aku langsung menggeret tangan
tante dan memaksanya masuk ke mobil
“Kurang ajar” ujar Preman yang tadi
sempat menodongkan pisau ke arahku
Tanpa
ba-bi-bu lagi mereka langsung menyerangku tanpa memperdulikan kalau lawannya
itu cewek, mereka menyerangku secara membabi buta, meskipun aku bisa taekwondo
dan punya refleks menghindar yang cepat tapi kalau melawan mereka semua seorang
diri itu mustahil
“Awww…” sebuah pukulan telak mendarat di
perutku sampai aku tersungkur di jalan and I guess is not good for me now
Rasa
sakit di perutku langsung menjalar keseluruh badan tapi aku tidak punya pilihan
lain selain menahan dan terus melawan mereka, aku melihat Tante vine yang
terkurung dalam mobil dia terlihat sangat khawatir dan air matanya juga tidak
berhenti mengalir
Dengan sekuat tenagaku aku bangkit
dan membalas mereka semua, tidak sampai tiga menit aku kembali terpojok dan
kali ini darah segar mengalir dari tangan kananku akibat sayatan pisau salah
satu preman itu, rasanya perih sekali dan tenagaku juga sudah terkuras habis
untuk melawan mereka
Aku
duduk tersungkur di tengah jalan yang sepi itu sambil memegangi tangan kananku
yang terluka, aku sudah tidak sanggup lagi melawan mereka nafasku sudah terlalu
pendek dan mungkin satu pukulan lagi dari mereka aku akan jatuh pingsan
Seorang
preman yang berkepala botak dan ada tato naga di kepalanya mendekat kearahku,
tatapan matanya tidak lepas dariku, seems like he’s going to finishing me, God
Damn!
Tangan
preman itu sudah mengepal dan bersiap mengarahkan
bogeman mentahnya ke arahku, refleks aku langsung menutup mata dan kali ini aku
benar-benar takut menghadapi mereka, apa kali ini riwayatku benar-benar tamat?
Entah kenapa disaat seperti ini
aku malah mengingat wajah iblis Shinji dan aku berharap dia disini sekarang
untuk menyelamatkanku.
Lama aku menutup mata sembari
menanti pukulan yang sepertinya akan terasa sangat sakit, seperti bermimpi aku
merasakan seseorang sedang berlutut di hadapanku dan menghalau pukulan dari
preman itu. Hal pertama yang
terlihat olehku saat aku membuka mata adalah wajah Shinji yang begitu serius
tapi aku bisa melihat kekhawtiran memancar dari sorot matanya. Shinji ada
dihadapanku, dia menolongku dengan menjadikan tubuhnya sebagai tameng untuk
menghalau pukulan preman itu, melihatnya ada di hadapanku dan melindungiku
seperti ini sekarang airmataku langsung mengalir dan menghapus seluruh
ketakutan yang tadi sempat menghapiriku
“are you
oke?” Tanya Shinji, aku hanya menganggup sambil tersenyum ke arahnya
Shinji bangkit dan langsung memberi preman itu pelajaran, sosok Shinji
saat melawan preman itu terlihat sangat memukau, badannya yang tinggi dan
berisi, serta rambutnya yang sedikit panjang terlihat berkilauan saat itu. Shinji, dia terlihat seperti Iblis yang
diterangi cahaya malaikat sangat indah…
Tidak sampai lima menit para
preman-preman berhasil di lumpuhkan, aku sangat terharu dan bangga melihat
kerja sama Shinji, Seino, Ryo, dan Ryousuke untuk menolongku, mereka berempat
terlihat sangat bersinar jika bersama
Seino
dan Shinji menghampiriku untuk memastikan keadaanku sedangkan Ryo dan Ryousuke
mengawsi para preman yng sudah tidak bisa berkutik itu
“Aika” ujar Seino memanggil namaku
“you’re bleeding” sahutnya lagi
Shinji menarik tangan kananku yang
berdarah lalu dengan cepat dia merobek lengan bajunya yang panjang dan langsung
membalutkannya di tanganku, sementara itu Seino terbakar api amarah dia tidak
terima preman-preman itu melukaiku dan langsung berlari ke arah mereka. Aku hanya bisa diam tidak tahu harus berkata apa
airmataku terus mengalir, dengan lembut dan hangat Shinji memelukku , semua
rasa sakit dan takut yang aku rasakan tadi langsung menghilang saat itu juga,
kehangatan tubuh Shinji mampu melebur semua ketakutanku dan membuatku merasa
nyaman
“Ayo
pulang!” ujar Shinji, lalu dia menggendongku masuk ke mobil
☺☻☺
Setelah memastikan keadaanku baik-baik saja
Seino, Ryo, dan Ryousuke pulang dengan tenang meskipun sepertinya Seino sedikit
kesal, tante Vine juga langsung keluar dari kamarku untuk mengantar mereka,
hanya tinggal aku di kamar seorang diri dan meskipun sudah berbaring ditempat
tidur tapi badanku masih terasa sakit akibat perkelahian tadi, tanganku juga jadi di jahit karena lukanya
cukup dalam
Melihat tangan kananku yang
diperban, wajahku langsung memerah mengingat sorot mata Shinji saat dia datang
menyelamatkanku, kehangatan tubuhnya saat memelukku waktu itu sempat membuat
jantungku berdebar kencang…
Tok…tok…tok…
Shinji
masuk ke kamarku dengan membawa kotak P3K dan baskom kecil berisi air hangat,
dia langsung duduk di atas tempat tidurku dan tidak tahu kenapa suasana di
kamarku langsung hening. Baik Shinji maupun aku, kami berdua sama-sama diam.
“Aku” ujarku dan Shinji bersamaan
“kamu” lagi-lagi bersamaan, setelah itu kami
berdua diam untuk waktu yang cukup lama
“bangun dan sandarkan tubuhmu disana!”
perintah Shinji, tanpa banyak tanya aku langsung
menuruti perintahnya dan menyandarkan diri
Shinji
langsung melap luka gores yang ada di lututku dengan handuk kecil yang tadi
dibasuh air hangat, dia terlihat sangat telaten merawatku. Raut wajahnya sangat
berbeda dari yang biasanya
“terima kasih” ujarku
Shinji
hanya diam tidak ada respon darinya sama sekali bahkan dia tidak bergeming dan
tetap mengobati lututku. Dia mana boleh diam seperti itu setidaknya dia bisa
menjawabku, dasar menyebalkan!
Dalam sekejap mata aku sudah berada
dalam pelukan hangat Shinji yang begitu tiba-tiba membuatku kaget, dia selalu
saja seperti ini bertindak sesuka hatinya, tanpa memperdulikanku ataupun
meminta persetujuanku, berbeda dengan Daichi yang selalu bersikap lembut
kepadaku
“Dasar bodoh!” ujarnya
“you’re definitely such an idiot” sahutnya
lagi
“maaf” hanya kata itu yang bisa terucap dari mulutku, karena saat itu aku tidak bisa
berpikir apa-apa lagi. Berada dalam pelukan Shinji, tubuh dan jiwaku seperti tersihir
olehnya, aku tidak ingin kehilangan kehangatannya
“Shinji, mukamu?” tanyaku saat melihat
pipi kiri Shinji sedikit lebam, dengan cepat aku merebut handuk yang ada dari
tangannya dan mengusap pipi kirinya dengan lembut
Tanpa
sengaja aku memandang ke arah bibir Shinji dan ingatan saat dia menciumku waktu
itu terlintas dibenakku, and somehow I feel shy about that…
Ternyata kejadian tempo hari langsung menyebar
dikalangan para siswa, begitu aku masuk kelas, semua orang menyerbuku hanya
untuk menanyakan kabarku…tidak aku sangka ternyata mereka juga perhatian
terhadapku, Tapi
terus terang saja yang menggangguku kali ini adalah sorot mata Seino yang
berbeda dari biasanya, sejak dia tahu kalau aku tinggal serumah dengan Shinji,
aku sangat mengenal Seino dan aku tahu kapan dia marah.
Dan
tidak seperti biasanya hari ini aku sama sekali tidak bisa menemukan Seino,
Ryo, dan Ryousuke tidak juga dengan Shinji, I have no idea where are they…
Jauh dari tempat Aika berada dua
orang cowok yang tidak sengaja berpapasan memutuskan untuk minum bersama di
bawah pohon dekat taman sekolah, mereka berdua tidak terlihat akrab satu sama
lain dan atmosfir yang mereka ciptakan bersama seakan mengatakan dengan jelas
‘jangan mendekat’, for some reason they are together for a while
“you know exactly what I want?” ujar Seino
dengan tatapan tajam yang mengarah ke Shinji
“I don’t realy care about it do whatever
you want but I warn you to not stopping me to reach her”
“Aika is precious for me and she is my
responsibility don’t you dare to touch her” Seino terlihat sangat serius saat
mengatakan hal itu
☺☻☺
Berdiam diri seperti ini di bawah pohon
memejamkan mata dan mendengar musik yang mengalun indah dari I-pod
kesayanganku, ini seperti melepaskan semua beban yang menumpuk di hati
“Geu sarama saranga apeun
gaseuma Amugeotdo mureun saraman Saranghaetgo tto saranghaeseo Bonal su bakke
omnun sarama...Nae saranga. . .” gumanku mengikuti lirik lagu yang sedang aku
dengarkan
Aku
menyukai lagu ini tapi aku juga membenci lagu ini karena lagu ini adalah lagu
yang aku dengar saat pertama kali aku bertemu dengan Daichi. However, rasanya
terlalu perih untuk melupakan semua yang telah berlalu antara aku dan Daichi
tapi ini juga tidak mudah buatku untuk terus mengingatnya
Daichi, why i couldn’t leave you behind? Ini sangat
menggangguku dan karena kamu juga aku takut untuk mengenal Cinta lagi
Mungkin
benar kata orang first love itu paling susah di lupain andai pun bisa pasti
butuh waktu bertahun-tahun untuk melupaknnya sedangkan aku, baru tiga bulan
berlalu sejak kejadian itu dan sampai sekarang sakitnya seperti baru kemarin
kejadian itu menimpaku
“why are
you look so upset?” ujar Ryo yang langsung menggunakan pahaku sebagai bantalnya
“it’s nothing…I’m just thinking about some
pervert person” aku memandangi wajah Ryo yang sedang menatapku tajam
“you mean pervert Daichi Yoshimizu”
“eh, dari mana kamu tahu?” aku terkejut Ryo
mengetahui apa yang aku pikirkan, apa nama Daichi tertulis jelas di wajahku
“Seminggu setelah kamu meninggalkan Jepang
dia datang ke rumah Kakek untuk mencarimu dan membuat keributan disana” jawab
Ryo dengan wajah yang sedikit kesal
“eh, he did it?”
“ya, untung saja para pengawal tidak
membunuhnya dan setelah aku tahu yang sebenarnya dari Michi”
“jangan bilang kalian bertiga…” aku
menghentikan ucapanku karena aku sudah tahu dengan pasti apa jawabannya
Sejak kecil mereka bertiga sudah
menjagaku layaknya adik mereka sendiri dan mereka tidak akan membiarkan seorang
pun menyakitiku, andaipun hal seperti itu terjadi contohnya dalam kasusku
dengan Daichi, baik Seino, Ryo maupun Ryousuke pasti tidak akan tinggal diam.
Aku tidak bisa membayangkan apa yang terjadi pada Daichi, hal buruk apa yang di
lakukan mereka pada Daichi…
“Ryo, tell me the truth?
“The truth!” ulang Ryo
“aku tahu kalian bertiga menyembunyikan
sesuatu?”
“We didn’t” sangkal Ryo yang dari tadi
asyik bermain dengan beberapa helai rambut
“aku tahu pasti ada sesuatu…sejak kecil
kalian bertiga yang selalu menjagaku dan Sejak masuk junior high school kalian
ngasih aku kebebasan buat ngejalanin hidup normal jauh dari kehidupan Yakuza”
“Ech”
“sejak itu sebisa mungkin kalian nggak ikut
campur masalahku…kalian biarin aku nyelesain masalahku sendiri…kalian akan
turun tangan kalau memang aku benar-benar dalam bahaya seperti saat Hoshikawa
menculikku”
Aku ingat waktu itu umurku baru lima
belas tahun dan aku masih duduk di kelas 2 Smp, salah satu Rival kakek yang
bernama Itsurugi Hoshikawa mencoba memperdaya kakek dengan cara menculikku.
Saat itu aku sangat ketakutan melihat begitu banyak nyawa yang terbuang sia-sia
hanya untuk menyelamatkanku, darah segar berceceran dimana-mana dan banyak
tubuh yang sudah tidak bernyawa tergeletak begitu saja
Meskipun
aku mempelajari enam ilmu beladiri tetap saja Hoshikawa dan anak buahnya bukan
tandinganku, mereka membawaku ke prefektur F dan menyekapku di gudang tua yang
sangat gelam dan menyeramkan
Saat aku mulai putus asa Seino, Ryo
dan Ryousuke datang menyelamatkanku tanpa memperdulikan keselamatan mereka
sendiri. Aku benci Triad, aku benci preman dan aku juga benci Yakuza tapi
kenyataan tetap kenyataan meskipun aku membencinya aku tetap cucu seorang
Yakuza yang paling berpengaruh di jepang
Sepertinya
masalah yang membayangiku benar-benar cukup serius sampai-sampai mereka bertiga
datang ke sini, pagi ini saja aku sudah di hadang preman di perjalanan
kesekolah untung saja ada Shinji jadi masih bisa sedikit membantu
Satu, dua, tiga, empat, lima…dua
puluh orang preman tergeletak tidak berdaya sekujur tubuh mereka di penuhi dengan luka lebam akibat perkelahian dengan tiga
anak cowok yang ternyata cukup tangguh
“Go away you, bastard! Don’t you dare come
back again or I gonna kill all of you” Bentak Seino. Hari ini mereka bertiga
berhasil menggagalkan rencana musuh yang ingin menculik Aika
“payah jumlah mereka semakin banyak dan
mereka semakin hebat” keluh Ryo
“kalau seperti ini terus meski kita bertiga
turun tangan kecil kemungkinan untuk menggagalkan rencana Matsumoto” Ryousuke
menyeka darah yang ada di keningnya
“Seino-kun apa kamu yakin mau terus
merahasiakannya?”
“aku rasa Aika juga harus tahu apa yang
terjadi, so she would be able to protect her self when we can’t”
“I know I should tell her but I can’t take
responsibility to make her understand this situation”
Seino memandangi wajahnya sendiri di
depan cermin, pipi sebelah kirinya terlihat lebam akibat perkelahian tadi tapi
baginya lebam ini hanya luka kecil yang terpenting sekarang adalah melaksanakan
tugas yang telah di berikan kepadanya meskipun dia tahu mungkin ini tugas
terakhirnya. Bagaimana pun juga Tuan
Chitose sudah mempercayakan keselamatan Aika kepadanya dan juga Seino sudah
berjanji pada dirinya sendiri untuk melindungi Aika meski nyawa taruhannya
“I’ll do
anything for you and I’ll always protect you” guman Seino pada dirinya sendiri
To Be Continue
Komentar
Posting Komentar